Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten sektor transportasi dan logistik yang tergabung dalam indeks sektoral IDXTRANS mencatatkan kinerja jeblok pada tahun ini. Kinerja keuangan deretan emiten transportasi dan logistik pun ambrol.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektoral IDXTRANS turun 0,31% pada perdagangan Selasa (3/12/2024) ke level 1.381,06. Indeks IDX Transportation & Logistics pun mencatatkan kinerja jeblok, turun 13,76% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD).
Penurunan IDXTRANS menjadi paling dalam dibandingkan dengan indeks sektor lainnya yang juga berkinerja jeblok, seperti IDX Infrastructure -8,74% dan IDX Technology turun 4,47% YtD.
Jebloknya indeks IDXTRANS sejalan dengan kinerja saham emiten transportasi dan logistik yang melemah pada tahun ini. Harga saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), misalnya, turun 26,42% dalam setahun.
Selain itu, harga saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turun 8% dan PT Temas Tbk (TMAS) turun 8%. Hal itu sejalan dengan penurunan laba bersih SMDR sebesar 35,01% secara tahunan menjadi US$41,34 juta per kuartal III/2024 dan laba bersih TMAS merosot 36,04% year-on-year (YoY) menjadi Rp404,71 miliar per kuartal III/2024.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan catatan merah kinerja IDXTRANS tahun ini dibebani oleh emiten perkapalan.
"Emiten perkapalan saat ini sedang turun, sehingga wajar jika IDXTRANS masih berada di zona merah," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (3/12/2024).
Selain itu, lemahnya konsumsi domestik serta daya beli masyarakat pada tahun ini menjadi tantangan.
Lemahnya kinerja keuangan emiten transportasi dan logistik terjadi juga seiring dengan lesunya industri manufaktur Indonesia. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur RI pada Oktober 2024 masih berada di level kontraksi yaitu 49,2.
Menurut Azis, pada akhir tahun, terdapat proyeksi peningkatan konsumsi domestik serta peningkatan aktivitas ekonomi.
"Hal ini bisa berdampak positif mengingat adanya peningkatan mobilitas masyarakat menjelang Natal dan tahun baru," tutur Azis.
Untuk IDXTRANS, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan buy on weakness untuk BIRD dengan target harga di level Rp2.000-Rp2.020 dan support Rp1.860-Rp1.850.
Terpisah, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan saham sektor transportasi dan logistik masih belum diakumulasikan oleh investor.
"Terlihat bahwa sementara ini saham transportasi dan logistik belum mendapatkan katalis positif. Selain itu, saham-sahamnya rata-rata tergolong semi liquid. Ini membuat investor lebih tertarik ke sektor-sektor lainnya," ujarnya
Ke depannya, emiten transportasi akan bergulat pada berbagai tantangan, seperti tingkat kompetisi, serta stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Emiten transportasi dan logistik menurutnya akan mendapatkan peluang pertumbuhan kinerja bisnis, apabila didukung oleh tingkat mobilitas dan konektivitas yang lebih tinggi.
"Apalagi jika pemerintah terus membangun infrastruktur. Emiten transportasi dan logistik akan dapat benefit dan bisa menekan operating expense," jelas Nafan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.