Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tokenisasi Aset RI Diramal Tembus Rp1.390 Triliun 2030, Terdorong 4 Faktor Ini

Permintaan tokenisasi aset di Indonesia diperkirakan mencapai Rp1.390 triliun dalam 6 tahun ke depan. Didorong oleh 4 token.
Warga mengakses informasi harga aset kripto melalui website CoinMarketCap di Jakarta, Minggu (20/11). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat investor aset kripto di Indonesia pada tahun ini hingga September 2022 terus mengalami pertumbuhan di tengah gejolak yang terjadi pada kelas aset digital secara global. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi harga aset kripto melalui website CoinMarketCap di Jakarta, Minggu (20/11). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat investor aset kripto di Indonesia pada tahun ini hingga September 2022 terus mengalami pertumbuhan di tengah gejolak yang terjadi pada kelas aset digital secara global. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan untuk aset tokenisasi di Indonesia diprediksi mencapai US$88 miliar (Rp1.390 triliun) pada 2030 menurut laporan Project Wira. 

Project Wira diterbitkan hari ini oleh BVI, Saison Capital, D3 Labs, dan Tiger Research. Laporan ini juga menyoroti perihal sektor komoditas berpotensi menjadi salah satu aset tokenisasi di Asean. 

Tokenisasi aset merupakan proses mengubah kepemilikan suatu aset seperti properti, karya seni, komoditas, menjadi token digital yang tercatat di blockchain. Token ini kemudian dapat diperdagangkan di pasar digital

Chief Investment Officer di BRI Ventures Markus Liman Rahardja mengatakan, lima tahun ke depan akan menjadi titik peluang bagi Indonesia untuk mengambil posisi terdepan sebagai pemimpin dalam tokenisasi komoditas, serta eksplorasi aset lainnya.

Bank, institusi keuangan, dan fintech, kata Markus dapat berkolaborasi untuk mempercepat adopsi ini dengan memanfaatkan kekuatannya masing-masing. 

Sebagai contoh, lembaga keuangan seperti bank, memiliki keahlian dalam regulasi, serta basis pelanggan yang mapan, dan pemahaman mendalam tentang pasar keuangan. Adapun fintech menawarkan kelincahan.

“Sementara fintech menawarkan kelincahan, inovasi, dan teknologi dalam blockchain serta tokenisasi,” kata Markus, dikutip Selasa (19/11/2024).

Markus menuturkan token digital yang mewakili kepemilikan aset-aset ini di blockchain dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam manajemen aset bagi investor institusi, sekaligus mengurangi biaya transaksi dan mempercepat waktu penyelesaian. 

Bagi investor ritel, tokenisasi ini membuka peluang dengan menurunkan ambang batas investasi minimum, yang diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan.

Adapun, dalam laporan tersebut juga mengidentifikasi empat faktor yang mempercepat tokenisasi di Indonesia. 

Pertama populasi yang muda, kelas menengah yang terus berkembang, industri fintech yang semakin maju, dan sistem pembayaran digital yang terus berevolusi. 

Keempat faktor ini secara kolektif memberikan landasan yang kuat bagi Indonesia untuk mengadopsi tokenisasi aset secara luas.

Founder Tiger Research Daniel Kim mengatakan bahwa Indonesia telah menunjukkan kesiapan untuk tokenisasi aset, dengan 18,5 juta orang Indonesia atau 6,7% dari populasi yang memiliki aset digital. 

Angka ini jauh melampaui 6,4 juta investor saham, menunjukkan semakin pentingnya aset berbasis blockchain dan tingginya minat terhadap produk keuangan digital. 

“Dengan populasi muda yang melek digital, Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik untuk tokenisasi di Asia,” ujarnya.

Indonesia, sebagai eksportir terbesar dunia untuk komoditas seperti minyak sawit dan batu bara, memiliki peluang untuk menjadi pusat utama tokenisasi berbasis blockchain. 

Kombinasi penetrasi teknologi yang semakin pesat serta manfaat unik dari tokenisasi menjadikan Indonesia ideal untuk menciptakan token berbasis komoditas. Saat ini, sektor tokenisasi komoditas didominasi oleh aset tradisional seperti emas. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper