Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Hari Ini Merangkak Naik usai Anjlok 6%

Kenaikan harga minyak hari ini didukung oleh rencana AS membeli minyak untuk Strategic Petroleum Reserve/SPR yang menopang kenaikan harga.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik tipis pada perdagangan Selasa (29/10/2024) setelah anjlok tajam sekitar 6% pada sesi sebelumnya.

Kenaikan harga didukung oleh rencana AS membeli minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (Strategic Petroleum Reserve/SPR) yang menopang kenaikan harga. Pasar juga terus fokus mencermati perkembangan di Timur Tengah.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent naik 0,6% atau 44 sen menjadi US$71,86. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS terpantau naik 0,7% atau 45 sen ke level US$67,83 per barel.

Kedua harga minyak tersebut anjlok 6% pada perdagangan Senin kemarin, mencapai level terendah sejak 1 Oktober, setelah serangan balasan Israel terhadap Iran pada akhir pekan berhasil melewati infrastruktur minyak Teheran.

AS pada hari Senin mengatakan pihaknya sedang mencari hingga 3 juta barel minyak untuk SPR untuk pengiriman hingga Mei tahun depan. Pembelian tersebut akan membuat pemerintah hanya mempunyai sedikit uang untuk membeli lebih banyak sampai anggota parlemen menyetujui dana lebih banyak.

“Meski prospek situasi di Timur Tengah masih mengkhawatirkan, pasar memperkirakan akan ada jeda sementara dalam serangan balasan antara Israel dan Iran,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.

Kikukawa menyebut, rencana AS untuk mengisi ulang SPR memberikan beberapa dukungan kepada pasar. Namun, dia memperkirakan tren penurunan harga ke depannya karena puncak musim permintaan minyak tanah pada musim dingin di Belahan Bumi Utara masih jauh sementara permintaan di China juga lemah.

Pada Sabtu pekan lalu, sejumlah jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan terhadap pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran dan di Iran barat, yang merupakan serangan terbaru antara kedua negara yang bersaing di Timur Tengah.

Serangan-serangan tersebut lebih ditujukan terhadap sasaran-sasaran militer, sehingga mengurangi kekhawatiran bahwa Israel mungkin akan menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran.

Namun ketegangan masih tetap tinggi, ketika juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pada hari Senin bahwa Iran akan “menggunakan semua cara yang ada” untuk menanggapi serangan Israel pada akhir pekan.

AS memperingatkan Iran di Dewan Keamanan PBB mengenai “konsekuensi berat” jika Iran melakukan tindakan agresif lebih lanjut terhadap Israel atau personel AS di Timur Tengah.

Di AS, stok minyak mentah dan bensin kemungkinan meningkat minggu lalu, sementara persediaan sulingan terlihat turun, menurut jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin.

Kelompok industri American Petroleum Institute dijadwalkan merilis laporan mingguan pada hari Selasa dan Badan Informasi Energi (EIA), badan statistik Departemen Energi AS, akan menerbitkan laporan pada hari Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper