Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp15.588

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah menuju posisi Rp15.588,5 Senin (15/10/2024).
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah menuju posisi Rp15.588,5 pada perdagangan Selasa (15/10/2024). Pada saat bersamaan, mayoritas mata uang asia dan dolar AS juga tertekan.

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 23 poin atau 0,15% ke level Rp15.588,5 per dolar AS hingga penutupan pasar. Adapun, indeks dolar AS juga turun 0,06% ke posisi 103,23.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas melemah. Won Korea, semisal, turun 0,15% dan yuan China melemah 0,37%. Adapun, ringgit Malaysia juga melemah 0,35%, baht Thailand turun 0,22%, dan rupee India terkoreksi 0,01%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan serangkaian data menunjukkan ekonomi AS tetap tangguh dan hanya sedikit melambat, sedangkan inflasi pada September naik sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan.

"Kenaikan inflasi AS menyebabkan para pedagang memangkas spekulasi tentang pemangkasan suku bunga besar-besaran dari Fed," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/10/2024).

Dia menuturkan bahwa komentar yang cenderung agresif dari pejabat The Fed juga mendorong dolar. Gubernur Christopher Waller mengatakan dia mendukung sikap hati-hati untuk menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, dari dalam negeri, neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 53 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar. 

Dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per September 2024 tercatat US$22,08 miliar, dengan nilai impor lebih kecil sehingga surplus terjaga. Total nilai impor mencapai US$18,82 miliar atau turun 8,91% dari Agustus 2024.

Surplus neraca dagang Indonesia per September 2024 tercatat naik US$0,48 miliar secara bulanan. Surplus tersebut juga lebih tinggi dari posisi Agustus 2024 senilai US$2,89 miliar, tetapi lebih kecil dari posisi September 2023 yang mencapai US$3,41 miliar. 

Pada September 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus US$3,26 miliar atau naik sebesar US$0,48 miliar secara bulanan. Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72). 

Untuk perdagangan Rabu (16/10/2024), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp15.530 – Rp15.630.

---------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper