Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali menembus level 7.600 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/10/2024) setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencetak surplus pada September 2024.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG menguat 44,2 poin atau 0,58% ke posisi 7.603,86 hingga pukul 12.00 WIB. IHSG bermanuver di rentang 7.573,45—7.625,58.
Sebanyak 282 saham menguat, 239 saham turun, dan 268 saham tidak beranjak atau stagnan. Penguatan IHSG didorong oleh apresiasi harga saham big caps a.l. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebesar 0,82% ke posisi Rp4.940, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 1,44% ke level Rp7.025, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 1,72% ke posisi Rp2.950 per saham.
Selain itu, saham emiten tambang logam PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) kompak menghijau. saham AMMN naik 2,12% ke level Rp9.650 dan saham BRMS melesat 6,57% ke posisi Rp292 per saham.
Di sisi lain, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) merosot 1,12% ke level Rp6.625, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 1,54% ke level Rp64, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) terkoreksi 2,15% ke level Rp1.595 per saham.
Perkembangan rilis data ekonomi neraca perdagangan Indonesia turut menjadi sentimen yang mewarnai pergerakan IHSG, selain progres penyusunan kabinet Prabowo-Gibran yang menjadi sorotan publik.
Seperti diberitakan Bisnis, Neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 53 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang September 2024 senilai US$3,26 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per September 2024 tercatat senilai US$22,08 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.
"Total nilai impor mencapai US$18,82 miliar atau turun 8,91% dari bulan Agustus 2024," ujar Amalia dalam konferensi pers pada Selasa (15/10/2024).
Surplus neraca dagang Indonesia per September 2024 itu tercatat naik US$0,48 miliar secara bulanan. Surplus itu lebih tinggi dari Agustus 2024 senilai US$2,89 miliar, tetapi lebih kecil dari posisi September 2023 senilai US$3,41 miliar.
"Pada September 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$3,26 miliar atau naik sebesar US$0,48 miliar secara bulanan," ujar Amalia.
Secara kumulatif atau sepanjang periode Januari—September 2024, ekspor tercatat senilai US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar, sehingga surplus neraca dagang barang Indonesia periode Januari—September 2024 mencapai US$21,98 miliar.