Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten media disinyalir akan tersengat momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia yang akan berlangsung pada November 2024.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan bahwa Pilkada akan memberikan dampak positif, bagi emiten-emiten media.
“Biasanya Pilkada menjadi momen penguatan revenue emiten media, jadi potensi positif, tetapi kalau lihat perubahan sosial media sekarang, potensinya tidak akan berpengaruh banyak ke emiten media,” katanya, saat dihubungi, Jumat (27/9/2024).
Pasalnya, dia melihat karena sosialisasi sekarang ini sudah banyak menggunakan media yang gratis seperti YouTube, Instagram, Facebook dan lainnya, sehingga pengaruhnya tidak begitu besar.
Adapun dia menjelaskan bahwa permintaan terkait iklan di media juga berpotensi meningkat saat Pilkada, dan hal ini tentunya berdampak postif bagi emiten media.
Meski begitu, disisi lain, menurutnya penggunaan dan pengembangan aplikasi OTT atau layanan streaming, hak siar acara olahraga atau event olahraga juga bisa menjadi sumber diversifikasi pendapatan emiten-emiten media.
Baca Juga
Kemudian, dia merekomendasikan secara fundamental saham MNCN dan SCMA yang masih menarik untuk akumulasi BUY, MNCN dengan target Rp352, SCMA target Rp142.
Adapun data RTI menunjukkan saham MNCN ditutup melemah 0,63% ke Rp314 per saham, sedangkan SCMA ditutup menguat 2,52% dengan harga Rp122 per saham, pada perdagangan, Jumat (27/9/2024).
Perlu diketahui, emiten media seperti PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp327,65 miliar di semester I/2024, melesat 372,37% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp69,36 miliar di semester I/2023.
Sementara untuk PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) mencatatkan laba bersih sebesar Rp808,47 miliar per 30 Juni 2024, tumbuh 8,35% YoY dari Rp746,19 miliar.
Pendapatan iklan MNCN di semester I/2024 sebesar Rp3,37 triliun, turun 13% YoY. MNCN berupaya melakukan diversifikasi operasi ke bisnis lainnya.
Untuk diketahui, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Indonesia akan berlangsung pada November 2024. Momentum tersebut disinyalir mempengaruhi kinerja emiten-emiten media.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.