Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Peluang Aksi IPO Saat Transisi Pemerintahan Baru

Sebanyak 34 perusahaan sudah menyelesaikan IPO hingga 26 September 2024. Bagaimana peluang IPO ke depan?
Warga melintas di depan gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (15/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Warga melintas di depan gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (15/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tercatat sudah ada 34 perusahaan yang melantai di Bursa atau mencatatkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) hingga sebulan jelang Presiden RI terpilih Prabowo Subianto dilantik. Bagaimana peluang keran IPO saat pemerintahan baru itu bergulir?

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan saat ini perusahaan baru yang melantai di bursa tergolong sepi. Sebab, perusahaan masih wait and see terkait dengan dinamika dan stabilitas politik. Meski begitu, peluang perusahaan untuk melantai di BEI, termasuk perusahaan raksasa, terbuka pada saat pemerintahan baru bergulir.

"Peluang untuk IPO pada periode [pemerintahan] mendatang masih terbuka. Salah satu perusahaan BUMN yang masih dirumorkan akan segera IPO yakni holding BUMN MIND ID," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (26/9/2024).

MIND ID memang saat ini masih merencanakan IPO untuk PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum).

"Rencana itu [IPO Inalum] membuktikan peluang IPO di periode mendatang masih cukup menarik," ujar Miftahul.

Senada, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina juga mengatakan pasar saat ini masih wait and see untuk menjajaki peluang IPO.

"Jadi, mungkin tahun depan lebih pasti, jadi lebih besar. Realisasinya lebih banyak buat IPO," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Menurutnya, setelah pemerintahan baru, peluang IPO menjadi lebih terbuka.

"Ke depan itu ekonominya akan jalan ekspansif, jadi kalau jalan ekspansif menurut saya butuh dana yang cukup besar, salah satunya dengan pinjaman perbankan. Setelah perbankan nanti obligasi-obligasi kan arahnya bunganya turun, setelah itu juga pasti akan masuk ke pasar modal," jelas Martha.

Pada perkembangan terbaru, PT Golden Westindo Artajaya Tbk. (GWAA) menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang telah bergulir sejak 10 September lalu. 

Penundaan itu terungkap dalam situs e-ipo.co.id yang diakses pada Kamis (26/9/2024). Meski demikian, tidak terdapat keterangan terkait dengan alasan penundaan IPO Golden Westindo Artajaya tersebut. 

Sedianya, Golden Westindo Artajaya menawarkan saham perdana lewat IPO dengan kisaran Rp100 hingga Rp120 per saham. Emiten yang bergerak dalam bidang pakan ikan dan udang ini akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 685,71 juta (685.714.300) saham biasa dengan nominal sebesar Rp25 per saham.

Saham tersebut mewakili 30% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, dana segar yang berpotensi diraup GWAA adalah maksimal sebesar Rp82,28 miliar.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Iman Rachman memperkirakan aksi IPO baru akan semarak lagi pada kuartal IV/2024. Iman beralasan sebagian besar perusahaan ingin menggunakan buku Desember atau Juni.  

"Pengamatan saya, banyak yang pakai Desember atau buku Juni, jadi ramainya kuartal IV. Itu jadi kenapa alasan, IPO tidak akan sebanyak di kuartal IV dan semester I," kata Iman saat berbincang dengan wartawan di Gedung BEI, Jakarta, beberapa waktu lalu (6/9/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sampai dengan 20 September 2024, tercatat 34 perusahaan yang melantai di BEI dengan dana dihimpun Rp5,15 triliun.  

Adapun, masih terdapat 30 calon emiten yang berada dalam antrean atau pipeline IPO per 20 September 2024. BEI mengidentifikasi terdapat 11 perusahaan beraset besar dengan nilai di atas Rp250 miliar yang masuk ke dalam antrean rencana IPO tersebut sampai saat ini.  

Selain itu, BEI mencatat terdapat 17 perusahaan skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar yang mengantre untuk IPO. 

Sebagian besar perusahaan yang masuk dalam antrean IPO itu berasal dari sektor basic materials sebanyak 3 perusahaan, consumer cyclicals 4 perusahaan, energi 4 perusahaan, dan consumer non-cyclicals 6 perusahaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper