Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha Hary Tanoesoedibjo melalui PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT) membeli 200 juta saham PT MNC Land Tbk. (KPIG) pada Senin (19/8/2024) atau sebelum Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap emiten properti tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Direktur BHIT Tien dan Santi Paramita melaporkan perseroan telah membeli 200 juta saham atau setara dengan 0,21% saham KPIG, pada Senin (19/8/2024).
"Tujuan dari transaksi untuk meningkatkan penyertaan saham di KPIG," tertulis dalam keterbukaan informasi tersebut, dikutip Rabu (21/8/2024).
Dengan demikian, total saham KPIG yang diborong BHIT mencapai 889.613.000 sepanjang 1 Juli-19 Agustus 2024. Adapun, rata-rata harga pembelian sebesar Rp160 per saham.
BEI Gembok Saham KPIG
Berselang sehari setelah aksi beli BHIT tersebut, BEI menggembok atau melakukan suspensi terhadap saham KPIG mulai sesi I perdagangan, Selasa (20/8/2024).
BEI menyatakan bahwa suspensi saham KPIG dilakukan karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Berdasarkan RTI Business, saham KPIG melonjak 15,75% ke posisi 169 per saham pada penutupan Senin (19/8). Lalu dalam 3 bulan, saham itu sudah melambung 172,58%.
"Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham KPIG pada perdagangan sejak 20 Agustus 2024," papar pengumuman BEI, pada Selasa (20/8/2024).
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan kenaikan harga saham KPIG bisa jadi imbas dari aksi beli saham yang dilakukan BHIT.
"Aksi beli yang dilakukan oleh BHIT terhadap KPIG membuat saham KPIG mengalami kenaikan. Adanya aksi beli tersebut tampaknya membuat harga saham melonjak sehingga terkena suspensi dari IDX. Padahal, aksi beli tersebut lebih kepada penambahan persentase kepemilikan," katanya kepada Bisnis, pada Rabu (21/8/2024).
Sementara itu, BEI dalam pengumumannya telah meminta kepada para pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh KPIG.
----------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.