Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Astra (ASII) Beberkan Penyebab Laba Turun Semester I/2024

Presiden Direktur Astra (ASII) Djony Bunarto membeberkan penyebab laba bersih dan pendapatan turun pada semester I/2024.
Presiden Direktur Astra (ASII) Djony Bunarto membeberkan penyebab laba bersih dan pendapatan turun pada semester I/2024./Bisnis-Rinaldi Mohammad Azka.rnrn
Presiden Direktur Astra (ASII) Djony Bunarto membeberkan penyebab laba bersih dan pendapatan turun pada semester I/2024./Bisnis-Rinaldi Mohammad Azka.rnrn

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) Djony Bunarto Tjondro membeberkan penyebab kinerja laba bersih dan pendapatan perseroan mengalami penurunan pada semester I/2024.

Dia mengatakan, kinerja Grup Astra pada 6 bulan pertama 2024 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah.

"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien," ujar Djony dalam keterangan resmi, Selasa (30/7/2024).

Kendati demikian, dia mengatakan Grup Astra tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan perseroan untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis ASII.

Secara terperinci, penjualan mobil dan sepeda motor masing-masing menurun 17% dan 4%, merefleksikan pelemahan pasar nasional. Sementara itu, kinerja bisnis pertambangan Grup Astra terdampak oleh pelemahan harga batu bara.

"Kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis jasa keuangan, agribisnis, serta infrastruktur dan logistik," jelasnya.

Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ASII turun 9,12% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp15,85 triliun pada semester I/2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp17,44 triliun.

Adapun laba bersih Grup Astra, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp16,7 triliun, 4% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Turunnya laba bersih ASII sejalan dengan pendapatan perseroan yang turun 1,49% menjadi Rp159,96 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp162,39 triliun.

Ditinjau berdasarkan segmennya, pendapatan ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp65 triliun, disusul alat berat dan pertambangan Rp64,51 triliun, dan jasa keuangan sebesar Rp15,91 triliun.

Selanjutnya diikuti segmen agribisnis Rp10,31 triliun, disusul infrastruktur Rp4,05 triliun, teknologi informasi sebesar Rp1,28 triliun, dan properti Rp520 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp1,64 triliun.

Sejalan turunnya pendapatan, beban pokok ASII juga turun 1,10% menjadi Rp124,36 triliun, dibandingkan 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp125,76 triliun.

Alhasil, laba bruto ASII tercatat sebesar Rp35,6 triliun, atau turun 2,81% menjadi Rp36,63 triliun.

Adapun, kas dan setara kas akhir periode ASII sebesar Rp53,11 triliun, naik dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp51,86 triliun.

Berdasarkan neraca, total aset ASII tercatat sebesar Rp466,01 triliun pada 30 Juni 2024, dari posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp445,67 triliun.

Liabilitas perseroan sebesar Rp211,83 triliun, naik dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp195,26 triliun. Sementara itu ekuitas ASII juga naik menjadi Rp254,18 triliun, dibandingkan posisi Desember 2023 sebesar Rp250,41 triliun.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper