Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas di Tengah Pengunduran Joe Biden dari Pilpres AS

Harga emas terpantau menguat pada perdagangan Selasa (23/7/2024) usai pengumuman pengunduran Joe Biden.
Batangan emas di kantor pusat YLG Bullion International Co. di Bangkok, Thailand, Jumat (22/12/2023)/Bloomberg-Chalinee Thirasupa
Batangan emas di kantor pusat YLG Bullion International Co. di Bangkok, Thailand, Jumat (22/12/2023)/Bloomberg-Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau menguat pada perdagangan Selasa (23/7/2024) setelah sehari sebelumnya mencatatkan pelemahan. Meskipun menunjukan penghijauan, tren harga emas pasar spot terpantau sedikit berubah, saat ini diperdagangkan di bawah US$2.400 per troy ounce. 

Pada Senin (22/7/2024), harga emas menurun ke level terendah dalam satu minggu karena penguatan dolar. Penurunan juga terjadi karena para pedagang merenungkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Biden mengungkapkan bahwa dia akan menyelesaikan jabatannya dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon penggantinya. Namun, dia masih harus mengamankan nominasi resmi di Konvensi Nasional Demokrat pada bulan depan. 

Menurut ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali, ketidakpastian baru ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven, sementara pembalikan dari perdagangan Trump dapat memicu aktivitas jual tambahan. 

Peluang Trump memenangkan pemilihan AS telah menurun sejak Biden mengumumkan pengunduran dirinya. Namun, Trump menjadi unggulan utama. Nantinya, jika Trump berhasil, pemerintahannya bisa melepaskan kekuatan bullish dan bearish pada emas.

Misalnya, kemungkinan kebijakan pemotongan pajak, tarif, dan bea bisa mendorong inflasi dan memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih dari yang seharusnya. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya berdampak negatif bagi emas.

Namun, Trump juga telah memberi sinyal preferensi untuk melemahkan dolar, yang berpotensi menguntungkan komoditas, termasuk emas, yang dihargai dalam mata uang tersebut.

Analis StoneX Rhona O'Connell dalam catatannya juga mengatakan masih terlalu dini untuk mengambil posisi strategis apapun. 

“Jangka panjang mungkin lebih menguntungkan bagi emas jika Trump ada di Gedung Putih," Jelasnya, dikutip dari Reuters pada Selasa (23/7/2024). 

Menurutnya, Trump akan bersifat inflasioner dan berpotensi menimbulkan gejolak dalam konteks geopolitik. Sementara itu, kebijakan luar negeri Harris belum jelas sehingga menguntungkan emas untuk saat ini, tetapi mungkin tidak dalam jangka panjang. 

Sementara itu, impor emas China juga anjlok pada bulan lalu. China telah memangkas suku bunga secara mendadak dalam upayanya untuk mendorong pertumbuhan setelah kurangnya stimulus jangka pendek. 

Kini, pasar sedang mengamati data produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal II/2024 pada Kamis waktu setempat (25/7) serta data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat (26/7).

Menurut data Fedwatch CME, pasar sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (23/7/2024) harga emas di pasar spot menguat 0,01% ke level US$2.396,90 per troy ounce pada pukul 07.27 WIB. 

Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,15% ke level US$2.445,70 per troy ounce pada pukul 07.13 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg, Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper