Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp16.405,5 pada Kamis (27/6/2024). Penguatan rupiah terjadi di tengah greenback yang melemah.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 7,50 poin atau 0,05% menuju level Rp16.405,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,08% ke posisi 105,97.
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup menguat. Won Korea, misalnya mengalami penguatan 0,21%, yen Jepang sebesar 0,17%, dan rupee India melemah 0,12%. Di sisi lain, ringgit Malaysia serta yuan China kompak melemah sebesar 0,08% dan 0,03%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan arus masuk ke dola didorong oleh antisipasi data indeks harga PCE, yang akan dirilis Jumat. Angka ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, dan diperkirakan akan menjadi faktor yang menentukan sikap bank sentral terhadap suku bunga.
"Data PCE diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan Mei, namun tetap berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2%. Inflasi yang stagnan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (27/6/2024).
Sementara itu, Ibrahim menuturkan bahwa dalam menghadapi kondisi yang tak menentu, para ekonom mengingatkan kepada pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan pihak berwenang lainnya untuk ekstra hati-hati dalam mengawal mata uang rupiah.
Baca Juga
"Terlepas dari level tersebut, pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah tembus di level Rp 16.500 karena level tersebut merupakan level yang sangat kritis sehingga akan terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari yang sudah bermunculan saat ini," kata Ibrahim.
Dia menambahkan terdapat data-data ekonomi domestik yang mempengaruhi sentimen pasar, di antaranya defisit transaksi berjalan yang mengalami kenaikan dari US$1,1 miliar menjadi US$2,2 miliar pada kuartal I/2024.
Selain itu, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur RI turun dari 52,9 menjadi 52,1 pada Mei 2024, sementara Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) RI turun dari 127,7 menjadi sebesar 125,2 pada Mei 2024.
Faktor lainnya adalah peningkatan kepemilikan investor terhadap instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley, dan volatilitas harga saham-saham tertentu.
Untuk perdagangan besok, Jumat (28/6/2024), Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.390 hingga Rp16.450.