Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Rebound Tersengat Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed

Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (5/6/2024) karena data pasar tenaga kerja AS yang lemah memperkuat spekulasi penurunan suku bunga The Fed.
Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (5/6/2024) karena data pasar tenaga kerja AS yang lemah memperkuat spekulasi penurunan suku bunga The Fed./Pexels.
Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (5/6/2024) karena data pasar tenaga kerja AS yang lemah memperkuat spekulasi penurunan suku bunga The Fed./Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (5/6/2024) karena data pasar tenaga kerja AS yang lemah memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan September mendatang.

Mengutip Reuters, emas spot diperdagangkan 1% lebih tinggi menju level US$2,351.52 per ounce, menghapus penurunannya dari sesi sebelumnya. Sementara emas berjangka AS naik dengan persentase yang hampir sama ke level US$2,370.50 per ounce.

Emas batangan telah jatuh mendekati angka US$2,320 pada awal bulan ini setelah mencapai rekor tertinggi baru di US$2,449.89 karena ketidakpastian mengenai kebijakan moneter The Fed.

“Kami mengalami sedikit kemunduran, kami lebih suka menyebutnya sebagai konsolidasi. Tapi sekali lagi, bias positif yang mendasarinya benar-benar datang dari ekspektasi kuat bahwa kita akan bergerak menuju penurunan suku bunga di akhir tahun ini,” kata David Meger, direktur investasi dan perdagangan alternatif di High Ridge Futures.

Pedagang saat ini memperkirakan kemungkinan 59% penurunan suku bunga Fed pada bulan September, menurut CME FedWatch.

Bank Sentral Eropa, bagaimanapun, dipandang hampir pasti akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,75% pada hari Kamis, yang dapat menjadikannya bank sentral besar pertama yang memangkas suku bunga pada siklus ini.

Juga mendukung emas batangan, laporan tenaga kerja AS terbaru menunjukkan gaji swasta meningkat kurang dari perkiraan, memperkuat spekulasi penurunan suku bunga pada bulan September.

“Pasar tenaga kerja seharusnya tidak lagi dilihat sebagai risiko inflasi,” kata analis di TD Securities.

“Hal ini juga mendukung The Fed untuk mulai melonggarkan kebijakannya pada bulan September jika inflasi terus menjadi normal secara bertahap seperti yang kami perkirakan pada saat itu.”

Data tenaga kerja ini muncul beberapa hari setelah laporan perlambatan aktivitas manufaktur AS untuk bulan kedua berturut-turut dan penurunan belanja konstruksi yang tidak terduga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper