Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Karangan Bunga Investor ke BEI, Benarkah Dilarang Dipajang?

Belasan karangan bunga kiriman investor berjejer terbalik di area bongkar muat (loading dock) Gedung Bursa Efek Indonesia.
Belasan karangan bunga kiriman investor berjejer terbalik di area bongkar muat (loading dock) Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (3/6/2024).
Belasan karangan bunga kiriman investor berjejer terbalik di area bongkar muat (loading dock) Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (3/6/2024).

Bisnis.com, JAKARTA - Belasan karangan bunga kiriman investor berjejer terbalik di area bongkar muat (loading dock) Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (3/6/2024). 

Berdasarkan pantauan Bisnis pukul 13.00 WIB, sekurangnya terdapat 12 papan bunga berisi protes investor terkait kebijakan papan pemantauan khusus demgan mekanisme full call auction bersiap dibuang tanpa sempat dipajang di depan gedung. 

Salah satu satpam gedung yang berjaga mengatakan bahwa papan bunga sudah berdatangan sejak pagi. Namun, papan tersebut langsung dipindahkan ke area loading dock. 

“[Dipajang] Datang buat tanda terima foto, kirim ke itu [pemesan]. [Lalu] Diangkut [ke loading dock],” kata dia, Senin (3/6/2024).

Nasib Karangan Bunga Investor ke BEI, Benarkah Dilarang Dipajang?

Tidak lama kemudian sekitar pukul 13.10 WIB, papan bunga diangkut untuk kemudian dibuang. Adapun salah satu papan bertuliskan “Tolong pertimbangkan FCA, FCA mempersulit transaksi.”

Ada pula papan memuat pesan, “Katanya FCA menambah liquidity, tapi nyatanya jualan doang.”

Adapun Tim Bisnis telah mencoba mengkonfirmasi kepada pihak Bursa Efek Indonesia, namun sampai dengan berita ini ditulis, Bursa enggan memberikan jawaban. 

Sebelumnya pada Kamis (30/5/2024) sebanyak dua papan bunga juga dikirimkan ke Bursa Efek Indonesia. Papan tersebut sempat dipajang hingga kemudian dibuang oleh satpam. 

Seperti yang diketahui, investor kembali ramai memprotes terkait kebijakan FCA setelah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) masuk dalam papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan FCA, Rabu lalu. 

BREN masuk PPK FCA karena telah disuspensi lebih dari satu hari. Bursa mensuspensi BREN karena terdapat kenaikan harga yang signifikan terhadap sahamnya. 

Protes investor sebenarnya telah terdengar pada saat penerapan FCA tahap II Maret lalu, investor bahkan berbondong-bondong menandatangani petisi penolakan mekanisme perdagangan tersebut. 

Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, pada Selasa (26/3/2024) pukul 20.35 WIB, tercatat ada sebanyak 3.340 orang yang menandatangani petisi dan meminta agar peraturan papan pemantauan khusus full call auction tahap II dihapuskan. 

Jumlah orang yang menandatangani petisi tersebut pun terus bertambah. Alasannya, dalam PPK full call auction tidak ada informasi mengenai bid dan ask, sehingga investor hanya dapat memperhatikan data Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) untuk melihat potensi harga dan volume saham yang akan match. 

"Peraturan ini membuat pasar saham menjadi tidak stabil dan sulit diprediksi, sangat mirip dengan permainan judi daripada investasi jangka panjang yang seharusnya aman dan dapat diprediksi," tulis keterangan dalam petisi tersebut.

--------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper