Sementara itu, BREN berencana menaikkan kapasitas listrik di pembangkit listrik geothermal dan pembangkit listrik tenaga angin.
Direktur Utama Barito Renewables Energy Tan Hendra Soetjipto mengatakan BREN menargetkan kenaikan kapasitas menjadi sebesar 2.002 megawatt untuk pembangkit geothermal dan 396 megawatt dari pembangkit listrik tenaga angin.
“Potensi maksimal dalam beberapa tahun ke depan adalah 2.002 megawatt untuk geothermal sementara wind field sebesar 396 megawatt,” kata Hendra dalam public expose insidentil, Senin (13/5/2024).
Adapun, potensi kapasitas geothermal BREN akan berasal dari operasional pembangkit listrik secara efisien sebesar 886 megawatt dengan penambahan sebesar 116 megawatt dalam dua tahun ke depan. Sisanya sebesar 1.000 megawatt akan berasal dari pengembangan area baru.
Sementara untuk tenaga angin akan berasal dari operasional yang efisien sebesar 78 megawatt dan pengembangan area baru sebesar 318 megawatt.
Pengembangan area yang dimaksud sejalan dengan rencana BREN mempertimbangkan penambahan aset baru baik geothermal maupun tenaga angin.
Baca Juga
Hendra menyebutkan pihaknya sedang mengkaji aset baru baik di dalam negeri maupun luar negeri. BREN akan mempertimbangkan aset-aset potensial yang sesuai dengan kriteria.
“Yang bisa kita sampaikan, kita cari [aset]. Kita ada kriteria yang harus dipenuhi dan didiskusikan mengenai jenis aset yang akan diakuisisi, kemudian negara mana yang akan kita masuk dan tentu apakah proyek tersebut memiliki tingkat kelayakan ekonomi yang bisa kami terima,” lanjutnya.
Di sisi lain, BREN menganggarkan belanja modal sebesar US$160 juta atau setara dengan Rp2,57 triliun (kurs jisdor Rp16.085).
Sepanjang kuartal I/2024, BREN menyerap belanja modal sekitar US$13 juta dolar yang digunakan untuk persiapan kegiatan drilling aset Drajat yang akan dimulai dalam waktu dekat ini.
Selain itu akan ada capex rutin yaitu perawatan sumur secara berkala untuk menjaga ketersediaan uap yang akan dilakukan setiap tiga tahun sekali.