Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.978 per Dolar AS

Rupiah hari ini mengakhiri perdagangan dengan turun 0,14% atau 23 poin ke posisi Rp15.978 per dolar AS.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup turun ke level Rp15.978 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (20/5/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan turun 0,14% atau 23 poin ke posisi Rp15.978 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau naik 0,03% ke level 104,360. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,05%, won Korea melemah 0,05%, peso Filipina melemah 0,44%, dan yuan China turun 0,10%. 

Sementara itu, mata uang yang naik adalah baht Thailand sebesar 0,36%, ringgit Malaysia sebesar 0,06%, dan rupee India sebesar 0,19%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data minggu lalu menunjukkan harga konsumen AS untuk bulan April menurun, menyebabkan pasar memperkirakan 50 basis poin (bps), atau setidaknya dua kali penurunan suku bunga tahun ini, namun berbagai pejabat Fed telah memberikan peringatan tentang kapan suku bunga mungkin turun. 

“Oleh karena itu, para pedagang bertaruh pada pelonggaran sebesar 46 bps pada tahun ini, dan hanya penurunan suku bunga pada bulan November yang sudah diperhitungkan sepenuhnya,” kata dia dalam riset harian.  

Lebih lanjut Ibrahim memaparkan fokusnya sekarang adalah pada laporan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE)  ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei. 

Pasar juga akan fokus pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu. PMI awal untuk zona euro, Jerman, Inggris, dan AS juga akan dirilis minggu ini, bersama dengan daftar pembicara Fed yang lengkap.

Di sisi lain, Ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia akan melebar pada kuartal I/2024. Kondisi itu berpeluang terjadi seiring dengan surplus neraca perdagangan yang menyusut. 

Neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatatkan defisit -0,40% dari PDB pada kuartal I/2024, yang mana pada kuartal I/2023 mengalami surplus sebesar 0,90% dari PDB. 

Hal ini juga menunjukkan pelebaran dari defisit -0,38% dari PDB pada kuartal IV/2023. Pelebaran defisit transaksi berjalan tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang menurun dari US$12,11 miliar pada Januari-Maret 2023 menjadi US$7,41 miliar pada Januari-Maret 2024. 

Oleh karena sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, Selasa (21/5/2024) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.960-Rp16.030 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper