Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru dunia bersiap merayakan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE di Candi Borobudur, didukung sepenuhnya oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Perayaan Waisak di Candi Borobudur rencananya akan dihadiri ribuan pengikut dari tiga aliran besar (Mahayana, Theravada, dan Tantrayana). Setiap aliran menyelenggarakan acara spiritual dan budaya di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur.
Perayaan ini bukan hanya sekadar sebuah upacara keagamaan, namun juga sebuah momentum yang menggugah kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Perayaan Waisak, yang jatuh pada 23 Mei 2024, menggambarkan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha: kelahiran Pangeran Siddharta, mencapai Penerangan Agung, dan Parinibbana (wafat).
Tema Waisak Nasional 2024, "Untuk Hidup Bahagia sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran yang Diajarkan oleh Sang Buddha; Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan, dan Kebencian." menjadi pijakan untuk meningkatkan kesadaran akan ajaran Buddha yang mendorong untuk menghindari keserakahan, kebodohan, kemarahan, dan kebencian.
Kolaborasi lintas sektor antara Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, dan beragam unsur masyarakat, telah mempersiapkan rangkaian perayaan Waisak 2568 BE dengan penuh kecermatan.
Baca Juga
Mulai dari kegiatan Bhikku Thudong di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang akan diikuti oleh 40 Bhikku dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Kemudian, perayaan mencapai puncaknya saat para Bhikku tiba di Candi Borobudur pada tanggal 20 Mei 2024. Acara puncak Waisak, yang dijadwalkan pada 23 Mei 2024, akan diwarnai dengan berbagai kegiatan mulai dari Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, peringatan detik-detik Waisak, pradaksina Candi Borobudur, hingga pelepasan lampion Waisak.
Tidak hanya itu, masyarakat umum juga akan diajak untuk mengikuti mindful walking meditation, yang memungkinkan mereka merasakan kesakralan Candi Borobudur melalui pradaksina dan meditasi.
Salah satu momen yang paling dinanti dari perayaan Waisak adalah prosesi pelepasan lampion. Sebelum dilepaskan, umat Buddha melakukan meditasi sebagai persiapan, mengisyaratkan simbolisasi dari penyebaran cahaya damai kepada dunia.
“Sebelum menerbangkan lampion, umat Buddha melakukan meditasi terlebih dahulu, pelepasan lampion ini menjadi ritual dan simbolisasi dalam menyalakan cahaya damai dalam diri masing-masing. Kemudian, dengan dilepaskannya lampion menjadi tanda bahwa damai dan kebaikan akan disebarkan kepada dunia,” ungkap Ketua Lampion Waisak 2024 Fatmawati.
Fatmawati juga menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat sangat besar, terbukti dengan terjual habisnya 2.568 lampion dalam waktu singkat. Namun, untuk menjaga kesakralan ritual, jumlah tersebut harus dibatasi.
Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak, YN Bhikku Dhammavudo Tera, menekankan pentingnya Candi Borobudur sebagai lokasi perayaan Waisak. Dengan keindahannya, Candi Borobudur bukan hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi simbol toleransi antaragama yang tinggi di Indonesia.
“Waisak di Candi Borobudur lebih harmonis karena tidak hanya umat Buddha saja yang ikut merayakan, namun para umat dari agama lain juga dapat mengikuti dan merasakan atmosfer perayaan Waisak. Di situ kami menyadari bahwa Indonesia itu benar-benar negara yang penuh dengan toleransi,” ujar Bhikku Dhammavudo Tera.
InJourney, sebagai pihak yang terlibat dalam perayaan ini, memposisikan Candi Borobudur sebagai pusat ibadah agama Buddha dan destinasi pariwisata spiritual. Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono menegaskan harapannya agar Candi Borobudur menjadi simbol kebersamaan dan kebhinekaan Indonesia, serta dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Untuk memperkuat posisi Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata spiritual, berbagai kegiatan dan aktivitas spiritual seperti meditasi, pradaksina, dan Prabaha Samanera terus diperbanyak. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis InJourney Destination Management Hetty Herawati menambahkan bahwa perayaan Waisak tahun ini, yang jatuh pada long weekend, diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian sekitar.
Perwakilan dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Triroso, menyampaikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh Walubi dan InJourney dalam menyelenggarakan perayaan Waisak ini serta memperkuat posisi Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata spiritual.
Dengan rencana kehadiran ribuan pengikut dari tiga aliran besar Buddha, dan diselenggarakannya kegiatan secara hybrid (offline dan online), perayaan Waisak di Candi Borobudur diharapkan dapat menjadi momen yang tidak hanya sakral, tetapi juga terbuka bagi partisipasi umat Buddha di seluruh dunia dalam upaya menciptakan perdamaian dan kesatuan.
Joyceline Munthe