Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah menyalurkan kredit Rp695,16 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 9,6% secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja kredit bank terdorong oleh moncernya anak usaha.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan kinerja kredit paling moncer pada awal tahun ini ada di segmen pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta segmen konsumer. Kedua segmen kredit tersebut menjadi mesin pertumbuhan baru di luar kredit korporasi blue chip.
Adapun, kedua segmen kredit ditopang oleh dua anak usaha, yakni PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) dan PT BNI Finance.
Hibank sendiri sebagai anak usaha bank digital mencatat pembiayaan segmen UMKM yang tumbuh pesat 72% yoy. Kemudian, BNI Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 370% yoy yang didominasi pembiayaan konsumer.
Hal ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya.
Novita mengungkapkan Hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Perseroan meyakini dalam lima tahun ke depan, kinerja fungsi intermediasi akan semakin kuat ke segmen UMKM dengan fokus pada kanal digital.
Baca Juga
"Melihat besarnya potensi dari segmen UMKM, BNI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui solusi digital. Jadi, itulah sebabnya kami fokus untuk mengembangkan hibank menjadi bank digital yang kuat secara fundamental," ujar Novita dalam paparan kinerja BNI pada Senin (29/4/2024).
Adapun, kredit pemilikan rumah (KPR) BNI atau BNI Griya juga tumbuh 10,3% yoy menjadi Rp60,1 triliun. Kredit tanpa agunan tumbuh 17% yoy menjadi Rp52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kartu kredit mencapai 10,4% yoy menjadi Rp14,2 triliun.
Selain itu, BNI telah menyalurkan kredit pada segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp272,1 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 14% yoy. BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp102,7 triliun, tumbuh 23% yoy.
"Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," ujar Novita.
Kemampuan kredit bank ditopang oleh pendanaan, di mana BNI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp780,22 triliun pada kuartal I/2024, naik 4,9% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) bank juga naik 6% yoy menjadi Rp543,5 triliun.
Dengan pertumbuhan kredit pada kuartal I/2024, BNI membukukan pendapatan bunga Rp15,87 triliun, tumbuh 7,2% yoy. Aset pun naik 5,36% yoy menjadi Rp1.066,71 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Di tengah dengan pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari 2,77% pada Maret 2023 menjadi 2,04% pada Maret 2024. Namun, NPL net naik dari 0,53% menjadi 0,66%.
------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.