Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melaporkan penerbitan obligasi dan sukuk korporasi mengalami penurunan sepanjang kuartal I/2024.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan total penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp26,4 triliun dari 23 perusahaan. Dari jumlah ini, obligasi dan sukuk menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp25,1 triliun.
Meski demikian, nilai dari penerbitan obligasi dan sukuk sepanjang Januari–Maret 2024 melemah dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai Rp27,5 triliun.
“Memang penurunan yang terjadi karena adanya beberapa perusahaan yang menunda penerbitannya dari semula dijadwalkan pada kuartal I/2024, bergeser masuk di awal April karena banyak libur pada Maret lalu,” ujarnya pada Kamis (18/4/2024).
Selain obligasi dan sukuk, penerbitan surat utang korporasi pada tiga bulan pertama tahun ini juga disumbang oleh medium term notes (MTN) yang mencapai Rp700 miliar pada kuartal I/2024, naik dari posisi tahun lalu yakni Rp300 miliar.
Sementara itu, penerbitan efek utang lainnya yakni perpetual dan surat berharga komersial (SBK) memiliki nilai Rp545,2 miliar atau naik dari tahun sebelumnya yang nihil penerbitan. Adapun sekuritisasi belum mencatatkan penerbitan hingga akhir Maret 2024.
Baca Juga
Berdasarkan sektoral, lembaga keuangan khusus menjadi penerbit surat utang korporasi terbesar dengan nilai mencapai Rp4,7 triliun dari satu perusahaan. Posisi ini disusul oleh perusahaan induk sebesar Rp3,6 triliun, serta pulp and paper mencapai Rp3,4 triliun.
Suhindarto mengatakan bahwa dari total penerbitan surat utang korporasi yang mencapai Rp26,4 triliun, mayoritas digunakan sebagai modal kerja dengan porsi 56,5% dan refinancing 31,2%.
“Dari Rp26,4 triliun ini, Pefindo sudah melakukan pemeringkatan pada 82,4% surat utang korporasi yang diterbitkan selama periode Januari hingga Maret 2024,” ucapnya.