Bisnis.com, JAKARTA – Analis memprediksi harga emas akan mencapai US$3.000 per troy ounce dalam enam hingga 18 bulan ke depan.
Melansir Bloomberg, Selasa (16/4/2024), proyeksi ini diungkapkan analis Citigroup Inc karena meningkatnya minat terhadap aset safe haven ini di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Tim Analis Citigroup Inc yang dipimpin Aakash Doshi meningkatkan ekspektasi rata-rata harga emas pada tahun 2024 menjadi US$2.350. Analis Citi juga menaikkan proyeksi tahun 2025 sebesar 40% menjadi US$2.875 per troy ounce.
”Perdagangan akan secara teratur menguji dan menembus US$2.500 di paruh kedua 2024,” tulis mereka.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,15% atau 3,56 poin ke level US$2.386,9 per troy ounce pada pukul 13.09 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex kontrak Juni 2024 terpantau menguat 0,85% ke US$2.402,60 per troy ounce.
Emas melemah dari level tertinggi sepanjang masanya setelah Iran melancarkan serangan rudal dan drone terhadap Israel pada akhir pekan lalu. Meskipun begitu, harga emas terus didorong oleh oleh perang di Timur Tengah dan Ukraina, pembelian oleh bank-bank sentral dan permintaan konsumen di China.
Baca Juga
Goldman Sachs Group Inc. mengatakan bahwa logam mulia ini berada dalam pasar bullish yang tak tergoyahkan dan telah menaikkan perkiraan akhir tahun menjadi US$2.700. sementara itu, UBS Group AG memperkirakan harga emas akan mencapai US$2.500 pada akhir tahun.
Menurut Citigroup, emas akan didorong oleh peningkatan aliran dana dari para manajer investasi yang telah menunjukkan tanda-tanda mengejar permintaan dari konsumen fisik di China dan bank sentral.
Dimulainya siklus pemangkasan suku bunga the Fed aau skenario potensi resesi hingga tahun 2025 akan memberikan dorongan lebih lanjut untuk permintaan investasi.
Analis Citi mengatakan arus masuk modal ke dalam ETF emas, yang sebagian besar tidak ada dalam beberapa tahun terakhir, akan menopang harga emas menuju level US$3.000.
Analis melihat adanya peningkatan prospek penurunan harga sekitar bulan Mei atau Juni, tetapi memperkirakan adanya dukungan arus beli yang kuat di level support US$2.200 per troy ounce.