Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini Rabu (3/4): Batu Bara dan CPO Kompak Menguat

Harga batu bara dan harga CPO pada perdagangan Selasa (2/4/2024) telah ditutup menguat.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara ditutup menguat ketika India mencatatkan rekor untuk produksi batu baranya. Harga CPO juga mengalami penguatan karena terbantu dengan short-covering dan menguatnya minyak kedelai Chicago. 

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Rabu (3/4/2024), harga batu bara berjangka kontrak April 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Selasa (2/4) menguat 0,19% atau 0,25 poin ke level US$132,25 per metrik ton.

Kemudian, kontrak pengiriman untuk Mei 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 0,75% atau 1 poin ke level US$134 per metrik ton. 

Mengutip Energyworld, Menteri Batubara dan Pertambangan Pralhad Joshi menuturkan bahwa untuk pertama kalinya India mencatatkan sejarah dengan memproduksi 1 miliar ton batu bara dan lignit pada tahun anggaran 2023-2024. 

Adapun, berdasarkan angka resmi, total produksi batu bara dan lignit India mencapai 937 juta ton pada tahun fiskal 2022-2023. 

“Dengan bangga kami sampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, kami telah mencatatkan pencapaian luar biasa dengan melampaui produksi batubara dan lignit sebesar 1 miliar ton,” tuturnya. 

Hal ini dinilai sebagai momen bersejarah bagi Negeri Bollywood, karena negara tersebut telah mencapai produksi tertinggi yang pernah ad serta membantu dalam menjamin keamanan energi bagi negaranya. 

Adapun, sang menteri juga menuturkan bahwa upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produksi batu bara dalam negeri telah memastikan bahwa India tidak akan menghadapi kekurangan batu bara. 

Harga CPO Ditutup Lebih Tinggi

Berikutnya, untuk harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia pada April 2024 menguat 44 poin menjadi 4.462 ringgit per metrik ton. Kontrak acuan, Juni 2024, juga telah menguat 41 poin menjadi 4.308 ringgit per metrik ton.

Mengutip Reuters, harga minyak sawit berjangka Malaysia telah meningkat tiga sesi berturut-turut pada Selasa (2/4/2024). Pedagang berpendapat bahwa kenaikan ini dibantu dengan short-covering dan menguatnya minyak kedelai Chicago. 

Impor CPO India juga mencapai titik terendah dalam sepuluh bulan pada Maret 2024, dengan mencatatkan sebesar 481.000 ton. Penurunan ini terjadi karena India, pembeli minyak nabati terbesar, menggantikan impor minyak bunga matahari di tengah rendahnya harga. 

Menurut surveyor kargo Intertek Testing Services, AmSpec Agri Malaysia dan Societe Generale de Surveillance (SGS), ekspor produk minyak sawit Malaysia pada Maret 2024 dilihat meningkat di antara 11,77% dan 29,2%.

Kontrak minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange menguat 0,51%, dan kontrak minyak sawit menguat 0,56%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 1,39%.

Menurut analis teknikal Reuters, harga minyak sawit diproyeksi meningkat ke kisaran 4.294 - 4.326 ringgit per metrik ton. Hal ini karena komoditas tersebut telah menembus di atas salur penurunan. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Ringgit malaysia ditutup melemah -0,47% terhadap dolar AS pada Selasa (2/4). Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper