Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (28/3): Batu Bara Lanjut Menguat, CPO Merah

Harga batu bara mencatatkan penguatan selama tiga hari berturut-turut pada Rabu (27/3). Sedangkan CPO ditutup melemah.
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara menguat selama tiga hari berturut-turut, sedangkan CPO  telah menurun dua hari berturut-turut ke penutupan terendah dalam dua minggu.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Kamis (28/3), harga batu bara berjangka kontrak April 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Rabu (27/3) menguat 2,02% atau 2,60 poin ke level 131,10 per metrik ton. 

Kemudian, kontrak pengiriman untuk Mei 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 2,28% atau 2,95 poin ke level US$132,10 per metrik ton. 

Mengutip Reutersemisi karbon dioksida dari pembangkit tenaga batu bara di Vietnam telah melonjak ke level tertinggi baru pada Januari 2024. Hal ini terjadi ketika negara tersebut mencegah terulangnya pemadaman listrik seperti yang terjadi pada tahun lalu. 

Lonjakan pembelian batu bara oleh konsumen batu bara terbesar ke-10 di dunia tersebut menunjukan bahwa emisi dari penggunaan batu bara bisa meningkat lebih tinggi lagi dalam beberapa bulan kedepan. Pemerintah Vietnam juga meyakinkan dunia usaha dan investor asing bahwa pasokan listrik tidak akan terganggu pada 2024. 

Kemudian, sebuah kelompok industri besar China juga melaporkan bahwa produksi di pusat pertambangan utama yang dilanda kecelakaan di China utara, Shaanxi dan Mongolia, telah kembali normal. 

General Manager di departemen riset Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China Han Lei mengatakan bahwa pasar domestik masih mengalami kelebihan pasokan. Impor batu bara juga masih berada di level yang tinggi. 

Harga CPO

Berikutnya, untuk harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia pada April 2024 melemah -75 poin menjadi 4.257 ringgit per metrik ton. Kontrak acuan, Juni 2024, juga melemah -101 poin menjadi 4.135 ringgit per metrik ton. 

Mengutip Reuters, harga minyak sawit berjangka telah menurun dua hari berturut-turut ke penutupan terendah dalam dua minggu pada Rabu (27/3). Penurunan ini mencerminkan kerugian yang juga dialami oleh minyak saingannya. 

Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand & Co  yang berbasis di Mumbai menuturkan bahwa minyak pesaing yang lebih lunak membuat harga minyak sawit lebih rendah. 

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa diskon minyak lunak terhadap minyak sawit mentah menciptakan  kekhawatiran ekspor bagi produsen utama Malaysia dan Indonesia.

Kontrak minyak kedelai DBYcv1 di Dalian Commodity Exchange turun -2,14%. Kontrak minyak sawit, DCPcv1, juga mengalami pelemahan sebesar -2,38%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT), BOcv1, turun -1,53%.

Pasar keuangan Malaysia akan ditutup pada hari Kamis (28/3) untuk hari libur umum. Perdagangan akan dilanjutkan pada hari Jumat (29/3). 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Ringgit malaysia ditutup menguat 0,30% terhadap dolar AS pada Rabu (27/2). Ringgit yang menguat membuat minyak kelapa sawit kurang menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper