Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) membukukan lonjakan penjualan bersih hingga 85,83% menjadi Rp12,85 triliun sepanjang 2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, HRTA mencatatkan penjualan sebesar Rp12,85 triliun sepanjang 2023. Penjualan tersebut melambung 85,83% dibandingkan dengan penjualan 2022 sebesar Rp6,91 triliun.
Penjualan tersebut ditopang oleh penjualan perhiasan dan logam mulia dengan lokal sebesar Rp8,49 triliun sementara penjualan ekspor tercatat sebesar Rp4,27 triliun. Lonjakan penjualan HRTA disumbang oleh adanya penjualan ekspor di mana pada 2022, HRTA belum mengekspor perhiasan.
Seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok pendapatan ikut melambung sebesar 92,85% menjadi sebesar Rp11,91 triliun dibandingkan dengan 2022 sebesar Rp5,17 triliun. Beban besar HRTA adalah beban produksi langsung.
Alhasil, laba kotor tercatat sebesar Rp946,73 miliar. Laba ini lebih tinggi 27,45% dibandingkan perolehan 2022 sebesar Rp742,82 miliar.
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp305,80 miliar sepanjang 2023. Laba ini naik 20,62% dibandingkan perolehan 2022 sebesar Rp253,52 miliar.
Baca Juga
Kemudian, HRTA memiliki total kewajiban sebesar Rp3,05 triliun atau lebih tinggi dari posisi 2022 sebesar Rp2,12 triliun. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek sebesar Rp2,13 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp921 miliar.
Sementara itu total ekuitas adalah sebesar Rp1,97 triliun, naik dari Desember 2022 sebesar Rp1,72 miliar. Kemudian total aset per Desember 2023 tercatat sebesar Rp5,02 triliun atau naik drastis dari posisi 2022 yang sebesar Rp3,84 triliun.