Bisnis.com, JAKARTA – OCBC Sekuritas mengerek target saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel ke Rp820 setelah melihat peningkatan pada tenancy ratio menjadi 1,51 kali.
Analis OCBC Sekuritas Kevin Jonathan Panjaitan mengungkapkan rasio penyewaan lebih tinggi sebesar 1,51 kali pada 2023 bila dibandingkan dengan rasio sewa tahun sebelumnya 1,47 kali. Jonathan mengatakan secara kumulatif jumlah penyewa MTEL juga meningkat sebesar 10,4% YoY menjadi 57.409 pada 2023. Hal itu didukung oleh pertumbuhan penyewa dari Bali & Nusa Tenggara 19,8% YoY, Sulawesi 12,1% YoY, dan Sumatera 11,8% YoY.
Adapun penambahan sejalan dengan sikap manajemen yang secara agresif melakukan akuisisi menara. “Pada tahun 2023, MTEL memiliki 38.014 menara naik 7,3% YoY dengan penambahan menara bersih sebesar 2.596. MTEL menambah menara melalui akuisisi, dengan akuisisi tertinggi yaitu menara Indosat Ooredo Hutchison 997 menara dan Gametraco 803 menara,” katanya dalam riset, Senin (18/3/2024).
Selain itu, secara operasional MTEL juga menambah serat fiber dari 16.641 km pada 2022 menjadi 32.521 km km pada 2023. Sekitar 7.000 km serat optik diperoleh melalui akuisisi. Melihat keagresifan perseroan menjadi pemain terkuat dalam industri telekomunikasi, Kevin merekomendasikan beli bagi MTEL.
“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk MTEL, dengan target harga Rp820/saham berdasarkan metode DFC 10 tahun. Kami yakin MTEL dapat menghasilkan pertumbuhan tahun ini melalui kolokasi dan penambahan menara baru. Selain itu, MTEL pun akan mendapatkan keuntungan dari pelonggaran suku bunga tahun ini,” tegasnya. Kevin memperkirakan penurunan suku bunga pada 2024 bisa menurunkan biaya keuangan MTEL.
Kevin mengungkapkan manajemen MTEL akan mempertahankan strateginya untuk mencapai pertumbuhan dengan meningkatkan jumlah menara dan penyewa secara organik dan anorganik melalui akuisisi.
Baca Juga
“Selama earning call, manajemen juga menyatakan MTEL saat ini sedang menjalani proses uji tuntas untuk akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST),” imbuhnya
Selain itu, Mitratel juga terus berupaya meningkatkan kolokasi dengan memanfaatkan menaranya di luar Jawa mencapai 58% dari total menara. Kevin menambahkan Mitratel sedang mengambil keuntungan dari rencana operator telekomunikasi untuk meningkatkan jaringan mereka cakupan dan kualitas di luar Pulau Jawa.
“Pada 2024, manajemen memproyeksikan pertumbuhan industri menara sebesar 4% dan menargetkan MTEL mencapai pertumbuhan pendapatan satu digit yang tinggi dan EBITDA, sedangkan EBITDA margin diperkirakan akan tetap stabil,” katanya.
Kevin menambahkan MTEL menargetkan menambah 4.000 penyewa pada 2024. Untuk tarif sewa, manajemen memperkirakan akan tetap stabil pada tahun 2024. Manajemen berencana mengeluarkan belanja modal sebesar Rp5,6 triliun pada 2024, dengan jumlah sebesar Rp2,4 triliun untuk ekspansi organik melalui menara & pemeliharaan baru yang dibangun sesuai kebutuhan kualitas untuk kolokasi baru.
Lalu Rp2,1 triliun untuk ekspansi anorganik, dan Rp1 triliun untuk penggelaran sekitar 10.000 km serat optik. Adapun mengenai pembentukan entitas baru InfraCo TLKM yang fokus pada mengelola fiber optic, MTEL masih berdiskusi dengan TLKM.
-----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.