Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara menguat meski konsumsi di pembangkit listrik China melemah. Harga CPO juga menguat dengan mencatatkan penutupan tertinggi dalam lebih dari setahun
Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Kamis (14/3/2024), harga batu bara berjangka kontrak April 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Rabu (13/3) mencatatkan penguatan sebesar 0,38% atau 0,50 poin ke level 130,90 per metrik ton.
Kemudian, kontrak pengiriman untuk Mei 2024, juga menguat sebesar 0,42% atau 0,55 poin ke level 131,80 per metrik ton.
Mengutip Bigmint, menurut sumber pasar, konsumsi batu bara di pembangkit listrik di China menurun seiring meningkatnya suhu, yang menandakan potensi membatasi harga batu bara.
Kemudian, saat memasuki akhir periode pemanasan musim dingin di pertengahan Maret, konsumsi batu bara di pembangkit listrik wilayah utara menurun.
Berdasarkan data, pembakaran batu bara di pembangkit listrik provinsi pedalaman menurun 1% hingga 5% pada minggu 1-7 Maret 2024. Stok batu bara di pembangkit listrik daratan dapat bertahan selama 20 hari penggunaan.
Baca Juga
Badan Meteorologi China juga memperkirakan suhu di pelabuhan utara China akan menjadi lebih tinggi dari tingkat normal pada Maret. Hal ini dapat mengurangi penggunaan baru bara.
Sementara itu, suhu yang nyaman di daerah selatan China juga mengurangi penggunaan AC. Hal ini, ditambah dengan meningkatnya pembangkit listrik tenaga angin dan surya, yang juga menyebabkan penurunan konsumsi batu bara.
Pada tanggal 10 Maret, pembakaran batu bara harian di enam pembangkit listrik utama di pesisir pantai mengalami penurunan sebesar 1,2% secara mingguan, meningkatkan stok setara dengan hampir 17 hari.
Akibat konsumsi batu bara yang lebih rendah, likuiditas perdagangan tetap sepi di pelabuhan-pelabuhan utara pada awal minggu ini.
Minat pembelian juga kembali menurun setelah naik pada akhir pekan sebelumnya. Pembeli tetap ada, tetapi harga penawaran tidak sesuai dengan ekspektasi.