Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dunia mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada hari Senin, didorong oleh meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga pada Juni oleh Federal Reserve AS (The Fed).
Harga emas di pasar spot naik 1,4% menjadi US$2,113.28 per ounce pada pukul 14:10 ET (1910 GMT), tertinggi sejak 4 Desember, ketika harga mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $2,135.40.
Adapun harga emas berjangka AS ditutup sekitar 1,5% lebih tinggi pada $2,126.3.
Harga emas mulai melonjak sekitar US$50 selama minggu lalu, didorong oleh belanja manufaktur dan konstruksi AS yang lemah, dan tekanan harga yang lebih lemah.
Harga emas dapat dengan mudah melampaui rekor tertingginya, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
"(Ketua Fed Jerome) Powell berbicara dua kali minggu ini dan dia mungkin akan bersikap sedikit lebih dovish,” kata Streible ditambahkan.
Baca Juga
Pasar memperkirakan peluang 66% penurunan suku bunga Fed pada bulan Juni, menurut CME Fed Watch Tool.
“Jika angka inflasi tetap terkendali, tren emas akan terus meningkat,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Emas menderita ketika suku bunga AS yang tinggi untuk mengendalikan inflasi meningkatkan imbal hasil aset pesaing seperti obligasi dan meningkatkan nilai dolar, sehingga membuat logam tersebut lebih mahal untuk dibeli dengan mata uang asing. ,
“Meningkatnya ketegangan geopolitik di seluruh dunia telah mengurangi minat short-selling, yang pada dasarnya memperkuat kredibilitas buy-on-dips emas saat ini,” tulis Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank.
Patokan harga emas London mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$2,098.05 per troy ounce pada lelang sore hari Senin, melampaui rekor sebelumnya US$2,078.40 yang dicatat pada 28 Desember, kata London Bullion Market Association.
Platinum naik 1,1% menjadi US$897,10 per ounce dan paladium naik 0,5% menjadi US$960,50. Harga perak di pasar spot naik 2,8% pada US$23,79.
Head of Research and Development DCFX Paolo Liszman mengatakan pekan ini terdapat dua sentimen yang mempengaruhi pergerakan emas yaitu data Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dan data NFP Amerika Serikat.
“Minggu ini gold naik ke rekor tertinggi, emas minggu ini tembus rekor baru US$2.160 per troy ounce,” kata Paolo kepada Bisnis, Senin (3/4/2024).
Paolo menerangkan jika JOLTS opening tidak akan turun menjadi sekitar 8,9 juta dari 9,026 juta penciptaan lapangan pekerjaan. Hal itu karena musim dingin di AS sudah selesai yang berarti sektor konstruksi dan properti akan merangkak naik. Akibatnya dolar AS akan kembali naik.
“NFP untuk hari Jumat turun tapi hanya ke level 260, kenapa turun? Oversold,” kata dia.
"Investor mulai meragukan kestabilan USD, terutama karena dampak dedolarisasi dan peningkatan hutang yang cukup tinggi di Amerika Serikat. Ini menjadi faktor utama yang memicu minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven. Ini membuka peluang besar bagi emas untuk terus naik," kata Fischer.
Fischer memperkirakan bahwa kenaikan harga emas dapat membuat mata uang USD melemah lebih lama, menciptakan peluang investasi yang menarik. Investor yang mencari perlindungan dari fluktuasi mata uang dapat melihat emas sebagai pilihan yang menjanjikan dalam jangka panjang.
Harga emas hari ini emas cenderung mengalami koreksi sebelum kemudian mengalami kenaikan. Menurut Analis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer tren umum masih mendukung kenaikan harga emas, dan belum ada faktor yang cukup signifikan yang dapat mempengaruhi secara negatif.
Salah satu alasan utama di balik tren kenaikan ini adalah ketidakpercayaan yang meningkat terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Investor mulai merasa ragu terhadap kestabilan USD, yang dapat diatributkan pada tingginya tingkat ketidakpercayaan terhadap mata uang tersebut.