Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Naik ke Rp15.704 per Dolar AS meski Inflasi Lebih Tinggi

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.704 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan Jumat (1/3/2024) setelah rilis data inflasi.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.704 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan Jumat (1/3/2024). Penguatan rupiah terjadi seiring dengan pengumumkan inflasi Februari Indonesia lebih tinggi 2,75%. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan kenaikan 0,10% atau 15 poin ke posisi Rp15.704 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,04% ke posisi 104,05. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,41%, dolar Singapura melemah 0,06%, dolar Taiwan turun 0,03%, yuan China melemah 0,14% dan baht Thailand melemah 0,09%. 

Kemudian mata uang yang menguat bersama rupiah adalah peso Filipina naik 0,34%, rupee India menguat 0,04%, dan ringgit Malaysia menguat 0,05%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2024 inflasi sebesar 0,37% secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58. 

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat 2,75% dan tingkat inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 0,41%.

Tingkat inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu. Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00% mtm dengan andil 0,29%.

Sementara itu, dari luar negeri, data PCE menempatkan penurunan suku bunga di bulan Juni sebagai fokus, namun risiko tetap ada Data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed  turun seperti yang diharapkan pada bulan Januari, data menunjukkan pada hari Kamis. 

Angka tersebut memicu harapan bahwa inflasi akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan memberikan dorongan yang cukup bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juni. Namun alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang hanya sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan Juni, sementara pertaruhan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil. 

Sejumlah pejabat Fed juga memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya yang menunjukkan bahwa kenaikan inflasi di masa depan kemungkinan akan mengurangi prospek penurunan suku bunga di bulan Juni.

Pada perdagangan Senin, (4/3/2024) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.690 - Rp15.740 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper