Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara terkait crazy rich Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi US$1,08 miliar atau setara Rp16,76 triliun (kurs jisdor Rp15.439) sepanjang 2023.
Berdasarkan laporan keuangan, ADMR mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,08 miliar atau setara Rp16,76 triliun. Capaian pendapatan tersebut naik 19,58% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar US$908,14 juta.
Pendapatan ADMR ditopang oleh penjualan batu bara kepada pihak berelasi sebesar Rp486,09 miliar sementara penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp599,86 miliar. Rincian pelanggan yang memiliki transaksi pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan usaha konsolidasian adalah AIS dan Square Trading Singapore Pte. Ltd.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan kinerja keuangan ditopang oleh pertumbuhan produksi Lampunut. Dia mengatakan kondisi harga batu bara metalurgi yang kondusif terus mendukung pencapaian ASP, dan disertai kenaikan volume dan disiplin biaya, juga meningkatkan profitabilitas.
“Selain itu, operasi logistik Grup Adaro yang terintegrasi memberikan kinerja dengan sangat baik dalam menghadapi tantangan di Sungai Barito yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca akibat El Nino,” kata Christian dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (29/2/2024).
Kemudian, ADMR membukukan beban pokok sebesar US$502,75 juta atau setara dengan Rp7,76 triliun. Beban itu naik 34,70% dibandingkan dengan 2022 yang tercatat sebesar US$373,22 juta.
Baca Juga
Adapun laba kotor tercatat sebesar US$583,21 juta atau setara Rp9 triliun atau naik 9,02% dibandingkan dengan raihan laba kotor tahun sebelumnya sebesar US$534,91 juta.
Alhasil laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$441,02 juta atau setara Rp6,80 triliun. Laba tersebut naik 32,75% dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar US$332,21 juta.
Sementara itu, kewajiban ADMR tercatat turun menjadi US$657,37 juta dibandingkan dengan posisi Desember 2022 sebesar US$717,31 juta. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek sebesar US$209,75 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$447,62 juta.
Kemudian total ekuitas naik drastis menjadi US$1,03 miliar dari posisi tahun sebelumnya sebesar US$569,30 juta. Adapun total aset tercatat menjadi US$1,69 miliar.