Bisnis.com, JAKARTA -- Bitcoin bertahan mendekati level tertinggi dalam sebulan. Level harga Bitcoin ini ditopang oleh tanda-tanda aliran masuk yang stabil seiring pengakuan ETF Spot oleh otoritas bursa AS (SEC).
Dilaporkan Bloombeg, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar ini stabil di US$45.330 pada pukul 9:33 pagi waktu Singapura pada Jumat (9/2/2024). Level harga ini naik sekitar 7% sepanjang 2024. Token yang lebih kecil seperti Ether dan Cardano juga diperdagangkan dalam kisaran yang sempit.
Seperti diketahui setelah pengakuan dari SEC, sembilan ETF yang diperdagangkan di bursa Bitcoin spot AS memulai debutnya pada 11 Januari, sementara Grayscale Bitcoin Trust yang berusia lebih dari satu dekade diubah menjadi ETF pada hari yang sama.
Aksesibilitas ETF menjanjikan untuk memperluas basis investor untuk aset kripto tersebut. Dana baru tersebut sejauh ini telah menghasilkan pendapatan bersih sebesar US$8 miliar, sementara Grayscale menambah likuiditas sebesar US$6 miliar.
“Bitcoin tampaknya akan melanjutkan kenaikannya setelah arus keluar Grayscale akhirnya mereda,” kata Caroline Mauron, salah satu pendiri penyedia likuiditas derivatif aset digital Orbit Markets.
Dia memproyeksikan momentum ini berpotensi membawa Bitcoin melampaui US$50.000 dalam beberapa minggu ke depan.
Momentum lain adalah peristiwa 4 tahunan yang dikenal dengan Halving. Kondisi ini akan mengurangi jumlah Bitcoin yang diterima para penambang.
Baca Juga
Halving adalah kunci untuk membatasi pasokan Bitcoin sebesar 21 juta token. Hadiah turun menjadi 3,125 koin per blok dari 6,25 koin.
Kepala Ekonom DBS Bank Ltd. Taimur Baig menulis dalam sebuah catatan ada alasan ekonomi sederhana mengapa harga harus naik. Ketika imbalan penambangan menurun, harga keluaran penambangan (yaitu Bitcoin) harus meningkat sebagai kompensasi dan tidak memicu penarikan sumber daya komputasi oleh para penambang. Pernyataan iTim ini mengacu untuk menambang Bitcoin diputuhkan super komputer yang haus daya listrik dan teknologi yang mutakhir.