Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia, Tbk. (UNVR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,8 triliun sepanjang tahun 2023. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 10,51% jika dibandingkan dengan capaian laba bersih pada 2022.
Sementara itu, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun pada tahun lalu dan menghasilkan peningkatan gross margin sebesar 346 basis poin dibandingkan tahun 2022.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menuturkan bahwa upaya memperkuat fundamental bisnis telah menjadi prioritas utama perseroan sepanjang tahun 2023.
Hasilnya, pada kuartal III/2023, bisnis UNVR meraih kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3%. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3%.
Namun, tren positif itu terhenti ketika memasuki bulan November dan Desember 2023. Benjie menyampaikan bahwa dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik pada 2023 menjadi -5,2%.
“Namun, upaya konsisten kami untuk menavigasi krisis ini mulai menunjukkan kemajuan pada Januari 2024. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami,” ujarnya Rabu (7/2/2024).
Baca Juga
Benjie menyampaikan bahwa ada beberapa prioritas strategi Unilever Indonesia pada 2024, yakni memperkuat dan membuka potensi baru dari brand-brand utama, lalu memperluas portofolio perusahaan ke premium dan value segment.
Strategi selanjutnya adalah membangun execution powerhouse; memimpin kapabilitas transformasional; serta menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai inti dari perseroan.
Di sisi lain, sepanjang tahun lalu, Unilever Indonesia mencatatkan harga pokok penjualan sebesar Rp19,41 triliun atau turun 12,365% year-on-year (YoY). Alhasil, laba kotor yang diraih perseroan bertumbuh 0,68% YoY menjadi Rp19,19 triliun.
Selama periode tersebut, perseroan membukukan total aset sebesar Rp16,66 triliun atau melemah 9,03% YoY, sementara liabilitas turun 7,25% secara tahunan menjadi Rp13,28 triliun, dan ekuitas mencapai Rp3,38 triliun alias menurun 15,41% YoY.
Adapun arus kas setara kas pada akhir tahun 2023 mencapai Rp1,02 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 102,95% YoY dari posisi sebelumnya Rp502,88 miliar.