Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (1/2) : Emas Mixed, Minyak dan CPO Melemah

Harga emas bergerak variatif setelah The Fed tahan suku bunga. Minyak mentah dan CPO melemah.
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.comJAKARTA - Harga minyak mentah telah bergerak melemah di tengah meningkatnya tensi ketegangan di Timur Tengah. Emas bergerak beragam setelah pengumuman The Fed. CPO kemudian melemah di tengah harga minyak saingan dan data ekonomi yang melesu.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (1/2/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Maret 2024 melemah -0,03 atau -0,02 poin ke level US$75,83 per barel pada pukul 7.05 WIB.    

Sementara itu, harga minyak Brent, sebagai patokan global, pada kontrak Maret 2024 ditutup melemah 1,40% atau -1,16 poin ke posisi US$81,71 per barel pada perdagangan Rabu (31/1).

Minyak mengalami kenaikan bulanan pertama sejak September 2023 setelah serangan terhadap kapal di dalam dan sekitar Laut Merah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. 

Komoditas ini diperdagangkan dalam kisaran sempit pada sebagian besar Januari 2024, didukung oleh premi risiko perang namun dibatasi oleh kekhawatiran mengenai pasokan dan permintaan. 

Badan Energi Internasional (EIA) pada Rabu waktu setempat (31/1) juga melaporkan bahwa produksi produksi Amerika Serikat (AS) mencapai rekor batu sebesar 13,3 juta barel per hari. Peningkatan pasokan dari AS pada tahun ini dinilai akan mengimbangi seluruh pertumbuhan permintaan global.

Para pedagang juga menunggu tanggapan Presiden Joe Biden yang menewaskan tiga tentaranya pada pekan lalu. Namun, untuk saat ini konflik yang berlangsung belum mempengaruhi pasokan minyak mentah. Hal ini membatasi keuntungan pasar. 

Harga Emas 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot menguat 0,05% atau 0,99 poin ke US$2.040,51 per troy ounce pada pukul 7.18 WIB.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex kontrak April 2024 melemah -0,512% atau -10,70 poin ke US$2.056,70 per troy ounce pada pukul 7.07 WIB. 

Mengutip Reuters, harga emas berbalik arah dan melemah setelah Ketua The Fed Jerome Powell menepis ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret 2024. 

Analis logam independen yang berbasis di New York, Tai Wong, berpendapat bahwa Powell menyuarakan beberapa pernyataan dovish. Namun, komentar utamanya adalah 'bukan Maret', yang akan mencegah penurunan suku bunga untuk saat ini.

Para pedagang kemudian mengurangi perkiraan penurunan suku bunga AS pada Maret 2024, dan melihat kemungkinan penurunan pada awal Mei 2024.

Ahli strategi komoditas di TD Securities, Daniel Ghali,  mengatakan bahwa permintaan emas secara fisik dan bank sentral yang kuat akan terus berlanjut.

Diketahui bahwa emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. 

Harga CPO 

Harga CPO atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Maret 2024 telah melemah -43 poin menjadi 3.812 per metrik ton.Kontrak April 2024 juga melemah sebesar -47 poin menjadi 3.795 per metrik ton.

Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia telah menurun tiga hari berturut-turut pada Rabu (31/1) ditengah melemahnya minyak saingan dan data ekonomi yang lesu. Namun, kontrak acuan April 2024 masih mencatatkan kenaikan bulanan.

Manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai, Mitesh Saiya, mengatakan bahwa kelapa sawit mengikuti data ekonomi yang dari China dan pelemahan minyak pesaingnya. 

Aktivitas manufaktur China di pada Januari 2024 mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Perintah likuidasi terhadap raksasa properti China Evergrande Group juga memberi pukulan baru pada sektor properti yang rapuh. 

Kontrak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1,menurun 1,29%,sementara kontrak minyak kelapa sawit, DCPcv1, anjlok 2,59%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) BOcv1, turun 1,52%.

"Harga kedelai dan jagung masih berada di bawah tekanan setelah prospek pasokan semakin cerah baru-baru ini," kata Commerzbank.

AmSpec Agri Malaysia melaporkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia turun 9,4% menjadi 1.227.101 ton pada bulan ini. Intertek Testing Services, memperkirakan ekspor menurun 6,7% menjadi 1.286.509 ton.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Ringgit malaysia, ditutup melemah -0,12% terhadap dolar AS. Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper