Bisnis.com, JAKARTA — PT CIMB Niaga Auto Finance atau CIMB Niaga Finance (CNAF) menyatakan siap melunasi Efek Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 Seri A sebesar Rp700 miliar yang jatuh tempo pada 18 Februari 2023.
Kabar tersebut tertuang dalam surat perseroan bernomor CNAF/TRD/SRT/24/1/0048 yang ditujukan kepada PT Bursa Efek Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I Lantai 6 JI. Jenderal Sudirman Kav.52-53 Jakarta Selatan 12190 tertanggal 9 Januari 2024.
“Sehubungan dengan akan jatuh temponya Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 Seri A sebesar Rp 700 Miliar pada 18 Februari 2024, maka PT CIMB Niaga Auto Finance menyatakan perusahaan telah menyediakan dana yang akan dipergunakan untuk pembayaran pokok dan imbal hasil tersebut,” tulis CNAF dikutip dari keterbukaan informasi, Minggu (28/1/2024).
Manajamen menyatakan pembayaran atas pokok dan imbal hasil tersebut di transfer ke rekening KSEI1CNAF00137 atas nama KSEIIDJ1 pada Bank Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Untuk informasi, CNAF memberikan penawaran Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023 dengan target penerbitan Rp1 triliun pada awal tahun kemarin. Adapun CNAF membagi sukuk yang ditawarkan ke dalam dua seri. Pertama Seri A dengan imbal hasil 6—7% dalam jangka waktu 370 hari kalender. Kedua, Seri B dengan imbal hasil 7—7,75% jangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi.
Tahun ini, CNAF akan kembali menerbitkan sukuk dengan target mencapai Rp1 triliun. Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman mengatakan penerbitan sukuk tersebut untuk mendukung peningkatan bisnis perseroan pada 2024.
Baca Juga
“CNAF akan mengutamakan penyaluran pembiayaan syariah dan juga dalam melakukan diversifikasi pendanaan syariah. Sejalan dengan strategi tersebut maka CNAF memilih untuk menerbitkan sukuk,” kata Ristiawan.
Secara keseluruhan, CNAF menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru sebanyak Rp10 triliun pada 2024. Sementara itu, perseroan berhasil mencatatkan pembiayaan baru sebanyak Rp8,94 triliun per Desember 2023. Angka tersebut naik 14% apabila dibandingkan pada 2022 sebesar Rp7,87 triliun.