Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.713, Dolar AS Ikut Loyo

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Rabu (24/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS juga terpantau loyo.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati.

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Rabu (24/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS juga menurun.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 76 poin atau 0,49% menuju level Rp15.713 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah sebesar 0,25% ke posisi 103,36.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Won Korea, semisal, melemah 0,31%, diikuti yen Jepang menguat sebesar 0,39%. Adapun yuan China menguat 0,06%, peso Filipina membukukan pelemahan 0,28%, dan ringgit Malaysia menurun 0,13%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan greenback menandai awal yang kuat pada 2024 karena data inflasi dan pasar tenaga kerja membuat sebagian besar para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.

“Gagasan ini diperburuk oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat The Fed selama seminggu terakhir,” ujar Ibrahim dalam riset yang dipublikasi pada Rabu (24/1/2024).

Dia menambahkan bahwa pelaku pasar saat ini menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) dan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis pada Kamis (25/1).

Indikator-indikator tersebut diharapkan memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi mempengaruhi sikap The Fed terhadap kebijakan suku bunga.

Sementara itu, menurut FedWatch Tool CME, diperkirakan tidak ada perubahan langsung terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan akhir Januari mendatang.

“Tanda ketahanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama,” tutur Ibrahim.

Di sisi lain, Bloomberg melaporkan pemerintah China merencanakan paket dukungan besar-besaran sebesar $278 miliar untuk pasar saham lokal. Laporan tersebut memicu optimisme bahwa pemerintah akan memberikan lebih banyak dukungan bagi perekonomian.

Dari dalam negeri, para ekonom optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diprediksi sebesar 5% dan pada 2024 di kisaran 4,9-5%. Secara rinci, ada 5 sektor yang menjadi pendorong perekonomian pada 2023, yakni sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi yang membentuk dua pertiga dari PDB.

Meski demikian, dari lima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami pelemahan. Adapun sektor lainnya masih cukup resilien termasuk pertanian, pertambangan dan manufaktur.

Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok, Kamis (25/1/2024) akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.700 hingga Rp15.750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper