Bisnis.com, JAKARTA - Gelaran Pemilu 2024 tinggal sedikit lagi mendekati hari pencoblosan, tepatnya pada 14 Februari 2024. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih bergerak landai.
Pasalnya, sepanjang tahun berjalan atau secara year-to-date (ytd), IHSG masih terkoreksi tipis 0,23% dan parkir di posisi 7.256,22 pada Selasa, (23/1/2024).
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan, pasar saat ini tengah terdisrupsi oleh beberapa kondisi yakni sikap dari bank sentral dengan pengetatan kebijakan moneternya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ketegangan di geopolitik yang masih terjadi juga memberikan dampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
"Kami menilai pasar memiliki sikap yang sama seperti periode Pemilu 2014 dan 2019, di mana menjelang Pemilu pasar cenderung bergerak terbatas seiring dengan sikap wait and see hingga keputusan keluar," ujar Audi kepada Bisnis, Selasa, (23/1/2024).
Apalagi, lanjutnya, jika hasil Pemilu kondusif meski siapapun yang menjadi presiden akan menjadi sentimen positif untuk pasar, karena pasar akan melihat secara jelas arah kebijakan dari presiden terpilih.
Baca Juga
Di lain sisi, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, jika berkaca secara historis pada Pemilu di tahun-tahun sebelumnya, IHSG selalu mengalami kenaikan.
Misalnya, Nico mencatat pada Pemilu 2004 periode Januari-September IHSG naik 2,32%. Berlanjut ke Pemilu 2009 periode yang sama, IHSG naik 8,30%.
Berikutnya pada Pemilu 2014 IHSG menguat 2,54%, sedangkan pada Pemilu 2019 IHSG hanya naik 0,48%.
"Berbicara mengenai data, setiap Pemilu terus mengalami kenaikan, khususnya tatkala pemilihan presiden berikutnya melanjutkan dua periode," ujar Nico kepada Bisnis, Selasa, (23/1/2024).
Kendati demikian, menurutnya pada Pemilu 2019, kala itu terdapat kerusuhan yang membuat pelaku pasar dan investor pada akhirnya kecewa akibat hal tersebut yang membuat IHSG hanya menguat +0,48%.
"Namun secara keseluruhan, dampak Pemilu merupakan sentimen yang positif bagi pasar karena akan mendorong peningkatan bagi perekonomian," pungkas Nico.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Selasa, (23/1/2024), sektor saham yang menguat jelang Pemilu yakni konsumer siklikal naik 5,10% secara ytd, diikuti finansial naik 5,02% , sektor transportasi dan logistik naik 1,28%, serta sektor energi menguat 1,29%.
Sedangkan sektor saham yang melemah yakni teknologi turun 5,84%, kesehatan melemah 5,73%, properti turun 2,50%, infrastruktur turun 1,45%, dan konsumer non siklikal turun 3,15%.