.jpg){kind=small}
Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten Grup Bakrie, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII) berencana melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di rentang harga Rp268-Rp278 per saham. Dari sisi kinerja, ALII membukukan lebih banyak liabilitas dibandingkan ekuitas per Agustus 2023.
Berdasarkan data prospektus, per Agustus 2023 ALII membukukan total liabilitas sebesar Rp1,24 triliun dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp312,34 miliar dan liabilitas jangka panjang di level Rp928,50 miliar. Liabilitas tersebut meningkat dibandingkan dengan periode akhir 2022 yang berada di posisi Rp1,05 triliun.
Sementara itu total ekuitas tercatat naik menjadi Rp614,30 miliar dibandingkan dengan periode akhir 2022 sebesar Rp347,67 miliar. Alhasil, total aset yang dimiliki ALII sebesar Rp1,85 triliun.
Per Agustus 2023, ALII melaporkan pendapatan sebesar Rp662,88 miliar. Capaian tersebut naik 73,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp381,04 miliar. Pendapatan ALII masih didominasi oleh pendapatan dari pihak berelasi sebesar Rp592,31 miliar, sementara itu untuk pihak ketiga hanya sebesar Rp70,56 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok juga ikut meningkat menjadi Rp368,01 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp235,12 miliar.
Meningkatnya pendapatan memberikan tambahan kepada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp163,72 miliar. Laba ini naik 105,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp79,51 miliar.
Baca Juga
ALII berencana menawarkan 3,16 miliar saham biasa atas namanya dengan nilai nominal Rp5 per saham, yang setara dengan 20% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana (IPO).
Harga penawaran saham ALII berkisar antara Rp268 dan Rp278 per saham. Total dana yang diharapkan dari hasil penawaran umum mencapai Rp879,91 miliar.
Salah satu aset kapal PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII)
Sebagian besar dana dari IPO ini akan dialokasikan untuk melunasi hutang anak usaha. Lebih spesifik, 75% dari dana tersebut akan diberikan sebagai pinjaman kepada Perusahaan Anak, yaitu MCT. MCT nantinya akan menggunakan dana tersebut untuk membayar sebagian atau seluruh utang pokoknya kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited.
Selain itu, sekitar 20,64% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk belanja modal guna mendukung kegiatan utama ALII, terutama dalam pembelian tongkang sungai.
Sisa dana akan digunakan oleh ALII sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat, dan kebutuhan operasional lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
