Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-pilih Saham Big Cap di Momentum Akhir January Effect

saham emiten big cap menjadi primadona sepanjang Januari 2024 di tengah momentum January Effect. Saham apa saja yang masih potensial hasilkan cuan?
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo alias big cap menjadi primadona sepanjang bulan Januari 2024 di tengah momentum January Effect.

Mengacu data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis, (18/1/2024), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi penggerak utama IHSG dengan menopang IHSG 43,33 poin. Saham BMRI pun naik 7,9% secara year-to-date (ytd) ke posisi Rp6.525 pada perdagangan kemarin, Kamis, (18/1/2024).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, dari jajaran saham big cap, dia hanya merekomendasikan saham BMRI. Sebab, secara teknikal dia mencermati emiten perbankan masih cenderung terkoreksi.

"Rekomendasi buy on weakness untuk saham BMRI dengan target harga terdekat di Rp6.675 hingga Rp6.800 per saham," ujar Herditya kepada Bisnis, Jumat, (19/1/2024).

Saham jumbo penggerak IHSG lainnya yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim, yang menopang IHSG 28,61 poin. Kemudian, disusul saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mendorong IHSG 19,22 poin dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menopang 6,37 poin.

Secara year to date hingga perdagangan Kamis, (18/1/2024), saham AMMN naik 14,1% ke level Rp7.475, sedangkan saham BBCA naik 2,9% ke posisi Rp9.675, dan saham BBNI naik 3,3% ke level Rp5.550 per saham.

Sementara itu, kinerja saham milik konglomerat Prajogo Pangestu justru kurang memuaskan sepanjang Januari 2024. Misalnya, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) paling membebani IHSG 70,81 poin alias menjadi top laggard, dengan penurunan 24,4% ytd ke level Rp5.650.

Saham Prajogo lainnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menekan IHSG 31,55 poin karena melemah 18,9% secara ytd ke posisi Rp4.260 per saham. Diikuti saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 4,9% ke Rp5.375, dan menekan IHSG 12,41 poin.

"Emiten-emiten seperti BREN, AMMN, dan TPIA sebenarnya masih mempunyai kans menguat, namun kecenderungannya dalam jangka pendek dan cenderung terbatas," pungkas Herditya.

Setali tiga uang, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, untuk saham big cap, dia merekomendasikan hold atau take profit untuk PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan target harga terdekat Rp4.080 per saham.

"Saham TLKM ditutup melemah di level Rp3.950 pada 18 Januari 2024. TLKM sudah dekat dengan akhir wave [a] dan dapat memulai pullback wave [b] apabila harganya masih di bawah resisten penting Rp4.080," ujar Ivan dalam riset, Jumat, (19/1/2024).

Selain itu, Binaartha Sekuritas merekomendasikan hold atau speculative buy di area Rp5.200-Rp5.300 untuk saham ASII dengan target harga Rp5.850-Rp6.400.

Selanjutnya, saham bank-bank jumbo BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI direkomendasikan hold dengan target harga masing-masing Rp9.800, Rp5.800, Rp6.050, Rp6.750.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper