Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan maskapai swasta Tanah Air mulai gencar menambah frekuensi penerbangan hingga perluasan rute baru pada awal 2024. Langkah ini dilakukan di tengah masih terbatasnya jumlah armada udara di dalam negeri.
Dua maskapai yakni Lion Group dan Indonesia AirAsia segera mengumumkan strategi perusahaan untuk menjaring lebih banyak penumpang pesawat udara sejak pekan pertama tahun ini.
Indonesia AirAsia telah menyatakan bakal membuka penerbangan langsung Denpasar-Bandar Lampung mulai 17 Januari 2024. Perusahaan akan melayani rute tersebut dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, yakni pada Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.
Adapun rute DPS-TKG dengan nomor penerbangan QZ182 dijadwalkan berangkat pukul 10.50 dan sampai pada pukul 12.00 waktu setempat.
Berita tentang strategi maskapai penerbangan swasta menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Minggu (7/1/2024). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:
Baca Juga
Mencari Kebenaran Data Penurunan Angka Backlog Kepemilikan Rumah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim angka backlog kepemilikan rumah di 2023 mengalami penurunan di 2023 yakni 9,9 juta unit.
Hal itu merujuk data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, angka backlog kepemilikan rumah mengalami penurunan dari 2022 sebesar 10,51 juta menjadi 9,9 juta unit.
Dalam pemaparan Kementerian PUPR dalam Rakernas Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat pada pertengahan Desember tahun lalu, angka backlog terus mengalami tren penurunan. Di 2021, angka backlog berada di level 12,72 juta unit, menurun dari tahun 2020 yang berada di level 12,75 juta hunian.
Penghitungan data backlog perumahan menggunakan dua pendekatan yakni kepemilikan rumah dan kelayakan huni.
Menjaga Nadi Kehidupan Industri Properti Selama Tahun Pemilu
Seiring dengan mendekatnya pemilihan umum (pemilu) biasanya menciptakan suasana ketidakpastian di kalangan pelaku bisnis terutama dengan meluasnya berita yang menimbulkan perdebatan di antara partai politik, rencana kebijakan dan komitmen ke depan dari masing-masing calon presiden. Hal ini memiliki kekhawatiran atas ketidakpastian menjelang pemilihan juga dapat berdampak terhadap pasar properti.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan hanya dalam hitungan beberapa minggu ke depan perayaan demokrasi Indonesia menuju kepemimpinan baru, para investor dan pembeli properti cenderung untuk menunda keputusan bisnis. Meskipun hasil pemilihan tidak menentukan nasib kondisi pasar akan tetapi pemilihan ini mempengaruhi sentimen secara keseluruhan.
“Setelah pemilihan, diharapkan pembeli properti akan melanjutkan aktivitas dan menghidupkan kembali pasar,” ujarnya dalam laporan dikutip Sabtu (6/1/2024).
Untuk pasar perkantoran, kekhawatiran terhadap potensi ketidakstabilan politik, tidak terlalu berpengaruh terhadap sektor perkantoran. Di kalangan pemilik atau pengembang properti perkantoran, kekhawatiran terbesar adalah apakah hasil dari pemilu ini akan berpengaruh pada perubahan regulasi, terutama yang terkait dengan proyek konstruksi yang sedang berlangsung.
Maskapai Swasta RI Beradu Siasat Gaet Pertumbuhan Penumpang 2024
Meski sejumlah maskapai telah menyatakan komitmen menambah jumlah armada yang beroperasi, jumlah tersebut belum menyentuh angka sebelum pandemi.
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mencatat saat ini hanya 444 pesawat yang beroperasi di dalam negeri, terpaut cukup jauh dibandingkan pada periode 2018 sekitar 750 unit pesawat yang dioperasikan.
“Ini jadi obstacle sehingga menjadi isu dalam pemulihan kenaikan trafik angkutan udara, masyarakat semakin antusias untuk menggunakan angkutan udara namun jumlah penerbangan masih sangat terbatas karena terbatasnya jumlah pesawat yang dioperasikan,” kata Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi saat dihubungi Jumat (5/1/2024).
Permasalahan ini berdampak domino terhadap kenaikan tarif tiket pesawat. Sebagaimana hukum ekonomi dasar, kenaikan jumlah demand namun tidak diikuti supply memadai, bakal berpengaruh pada peningkatan harga.
Mengenal Duplikasi 37 Jembatan Callender Hamilton Era Jokowi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pekerjaan penggantian atau duplikasi 37 Jembatan Callender Hamilton (CH) di Indonesia. Jembatan rangka baja bertipe CH yang rata-rata dibangun tahun 1970-an atau sudah melewati usia layanan 50 tahun itu rentan runtuh karena beban angkutan berat.
Penggantian atau duplikasi jembatan CH merupakan salah satu proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga dengan PT Baja Titian Utama sebagai Badan Usaha Pelaksana dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) sebagai penjamin, dengan masa pelaksanaan 2021-2023. Baja Titian Utama merupakan badan usaha pelaksana (BUP) yang dibentuk oleh pemenang lelang proyek tersebut yakni PT Bukaka Teknik Utama Tbk.
Presiden Joko Widodo mengatakan penggantian jembatan Callender Hamilton karena rata-rata usia layanannya sudah lebih dari 40 tahun.
“Memang sudah tidak layak dan karena beban berat yang setiap hari melintas jembatan ini perlu pengganti yang baru, sehingga bebannya menjadi lebih baik dan mobilitas orang, mobilitas barang, mobilitas logistik bisa berjalan dengan cepat di atasnya,” ujarnya dikutip Sabtu (6/1/2024).
Menguatnya Sinyal Penggerak Saham Emiten Batu Bara
Tak dapat dimungkiri, pergerakan harga dan kinerja keuangan emiten sektor komoditas batu bara sangat berkaitan dengan tren harga emas hitam di kancah global.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (5/1/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 pada penutupan perdagangan Kamis (4/1/2024) menguat 1,87% atau 2,40 poin ke level US$130,9 per metrik ton. Kemudian, kontrak pengiriman Februari 2024 juga menguat 1,73% atau 2,20 poin ke level US$129,20 per metrik ton.
Mengutip Reuters, India berencana untuk membentuk konsorsium perusahaan milik negara untuk memfasilitasi impor batu bara kokas. Hal ini dilakukan untuk membantu perusahaan baja dalam negeri untuk mengatasi kelangkaan.
Sebelumnya, perusahaan-perusahaan baja terkemuka di India telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk membantu meningkatkan pasokan bahan baku utama pembuatan baja. Upaya ini dilakukan lantaran berkurangnya pasokan dan tingginya harga batu bara kokas.