Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Peluang January Effect hingga Pengembang MBR Nakal

Berita tentang peluang January effect di awal 2024 menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (4/1/2024).
Top 5 News. Sumber: Canva
Top 5 News. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali tahun 2024 dengan capaian yang mengesankan, yakni sukses memecahkan rekor baru yang bahkan gagal dipecahkan sepanjang 2023 lalu. Sinyal January effect pun terlihat cukup menjanjikan.

January effect merujuk pada tren historis di pasar saham di mana terdapat kecenderungan kenaikan harga saham pada bulan Januari. Fenomena ini diyakini terkait dengan aktivitas beli investor yang kembali setelah liburan akhir tahun dan realokasi portofolio. 

Berita tentang peluang January effect di awal 2024 menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (4/1/2024). Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id hari ini:

1. Menghitung Peluang January Effect di Awal 2024

Investasi pada bulan Januari dianggap dapat memberikan hasil yang lebih baik, meskipun efek ini tidak selalu konsisten setiap tahun.

Pada awal tahun ini, IHSG memulai debut dengan kenaikan sebesar 0,70% pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (2/1/2024) ke level 7.323,59. 

Ini merupakan rekor baru atau all time high bagi IHSG, melewati rekor sebelumnya yang terjadi lebih dari setahun lalu, yakni pada penutupan perdagangan 13 September 2022 sebesar 7.318,01.

Selain itu, kapitalisasi pasar BEI juga menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarahnya dengan mencapai Rp11.768 triliun dari rekor sebelumnya sebesar Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023.

Hanya saja, transaksi harian terbatas dengan catatan sebesar Rp6,80 triliun, jauh lebih rendah dibanding nilai transaksi harian rata-rata tahun lalu yang sebesar Rp10,75 triliun. 

Nilai transaksi harian yang melesu juga tercermin dari jumlah transaksi yang terjadi yaitu sebanyak 932.960 kali, lebih rendah dibanding rata-rata tahun lalu 1,2 juta kali. 

Sementara itu, pada hari kedua transaksi pasar saham tahun ini, yakni hari ini, Rabu (3/1/2023), IHSG terlihat berbalik melemah meninggalkan level rekor tersebut. IHSG justru turun 0,61% ke level 7.279,09.

Meski begitu, penguatan di awal tahun ini memberikan sinyal positif bagi dinamika pasar secara keseluruhan. January effect pun diperkirakan bakal kembali terjadi.

2. Menangkap Berkah Ekonomi Pergerakan Arus Libur Nataru

Ingar bingar libur perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 sebentar lagi usai. Masyarakat pun mulai kembali beraktivitas sekolah dan bekerja seperti sedia kala. 

Momen libur Nataru ini membawa berkah bagi dunia pariwisata dan sekaligus perekonomian nasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno mengatakan libur Nataru 2023/2024 memberikan efek positif untuk perekonomian nasional.

Berdasarkan perhitungannya, terdapat kontribusi lebih dari Rp108 triliun terhadap perekonomian nasional. Kontribusi tersebut berasal dari pergerakan libur Nataru antara 107 juta hingga 110 juta wisatawan.

Adapun, Kemenparekraf menargetkan sektor pariwisata dapat menyumbang Rp120 triliun terhadap kontribusi perekonomian nasional.

“Total tersebut termasuk akomodasi, hotel, dan restoran dari tingkat keterisian atau occupancy rate 70% selama 10 hari berdasarkan jumlah 15.500 kamar yang dihargai sekitar Rp1 juta,” ujarnya, Rabu (3/1/2023). 

Berdasarkan survei yang dilakukan ke kemenparekraf, sebanyak 60% wisatawan nusantara (wisnus) menggunakan kendaraan pribadi untuk perjalanan wisata. 

Sementara itu, Kementerian Perhubungan mencatat terdapat sebanyak 12,48 juta orang yang bepergian selama arus libur Nataru 2023/2024 pada periode 19 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.

Jumlah itu mengalami kenaikan 17,62% jika dibandingkan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 10,61 juta orang.

Dari jumlah 12,48 juta tersebut, sebanyak 3,51 juta orang menggunakan angkutan udara dan sebanyak 2,83 juta orang menggunakan angkutan darat saat arus libur Nataru 2023/2024. 

Masyarakat yang berlibur dengan kereta api sebanyak 2,56 juta orang, angkutan laut 1,59 juta orang, dan 2 juta orang yang bepergian menggunakan ASDP. 

3. Laut Merah Belum Aman Menandai Minyak Masih Bisa Tersulut

Harga minyak dikhawatirkan kembali memanas seiring dengan penolakan Iran untuk mengikuti seruan AS dan Inggris menghentikan dukungan terhadap serangan di Laut Merah.

Harga minyak menutup perdagangan perdana 2024 lebih rendah karena ekspektasi penurunan suku bunga berkurang dan meredanya kekhawatiran bahwa ketegangan di Laut Merah akan mengganggu pasokan.

Minyak mentah Brent menetap pada US$75,89, turun US$1,15 atau 1,5%. Minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap pada US$70,38 per barel, turun US$1,27 atau 1,8%.

Harga turun karena investor mengurangi ekspektasi mengenai penurunan suku bunga pada tahun 2024. Penurunan suku bunga mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Namun demikian, Iran menolak seruan dari Inggris dan Amerika Serikat dalam serangan yang berkaitan dengan kapal Israel di Laut Merah yang dilakukan oleh Houthi.

Iran mengatakan tuduhan itu tidak berdasar karena angkatan lautnya sudah mengirim sebuah kapal perusak ke jalur pelayaran penting tersebut.

Houthi yang didukung Iran meningkatkan serangan pada Minggu ketika helikopter milik tentara AS menenggelamkan tiga kapal Houthi dan menewaskan 10 anggota Houthi.

Belum meredanya konflik ini bisa mendorong lebih tinggi harga minyak mengingat jalur perdagangan ini menjadi salah satu rute terpenting untuk pengiriman minyak dunia. 

4. Di Balik Susutnya Simpanan Nasabah Tajir

Otoritas Jasa Keuangan mencatat tren pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK perbankan yang cenderung terus melambat sepanjang 2023 lalu. Di sisi lain, secara lebih terperinci, Lembaga Penjamin Simpanan melaporkan penurunan terjadi di simpanan dari kalangan nasabah tajir.

Seiring dengan redanya pandami, aktivitas ekonomi kembali bangkit. Hal ini menjadikan pelaku ekonomi yang selama pandemi cenderung menahan diri, kini mulai kembali aktif untuk melakukan investasi dan belanja. 

Seiring dengan itu, permintaan terhadap kredit perbankan pun perlahan bangkit. Di saat yang sama, simpanan yang cenderung menggemuk selama pandemi, kini beralih menyusut sejalan dengan peralihan konsentrasi pelaku ekonomi dari menabung menuju belanja atau investasi.

Data OJK dan Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit per November 2023 mencapai 9,74% year-on-year (YoY), lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 8,99% YoY. 

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar 3,04% YoY pada November 2023, kian melambat dibanding Oktober 2023 yang masih tumbuh 3,43% YoY. Ini jauh lebih rendah dibanding September 2023 yang masih sebesar 6,54%.

Sebagai pengingat, pada kondisi terburuknya selama pandemi, kredit perbankan pernah anjlok -4,13% YoY pada Maret 2021, sedangkan DPK pernah tumbuh hingga 12,21% YoY pada Desember 2021. Kondisi berbalik seiring dengan meredanya pandemi.

Namun, lebih dalam dari itu, terdapat tren lain yang berlangsung dalam perekonomian. Selama pandemi, kalangan nasabah-nasabah kaya atau nasabah dengan simpanan di atas Rp5 miliar, adalah yang paling banyak menambah simpanan mereka di bank. Kini, mereka juga yang paling banyak keluar.

5. Ketika Pemerintah Bakal Tindak Pengembang MBR & Perbankan Nakal

Pemerintah rupanya mengambil tindakan tegas untuk membasmi pengembang nakal rumah subsidi. Di tahun ini, para pengembang rumah subsidi diminta untuk memperhatikan kualitas bangunan termasuk utilitas dan lingkungan.

Hal ini agar rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tetap terjaga, layak huni, dan berkelanjutan. 

Pada akhir tahun 2023, Pemerintah menuangkan sejumlah syarat dan ketentuan ruang lingkup pembangunan rumah subsidi dalam Memorandum of Understanding (MoU) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mengikat para pihak yang terlibat yakni pengembang, asosiasi pengembang, dan perbankan penyalur Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

PKS tentang Rumah yang Layak Huni bagi MBR tersebut ditandatangani oleh 21 asosiasi yang menaungi pengembang rumah MBR dan 31 perbankan. 

Adapun salah satu syarat tersebut, jika terdapat pelanggaran kualitas bangunan dan syarat yang ditentukan dari pengembang, asosiasi pengembang dan perbankan, maka akan dikenakan sanksi pencabutan PKS dan pemblokiran akses terhadap seluruh data supply dan demand.

Sebaliknya, apabila menunaikan kesepakatan dengan baik yang tertuang dalam PKS, maka pemerintah akan diberikan apresiasi berupa sejumlah insentif. 

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna mengatakan dalam PKS tersebut tertera kewajiban implementasi yang harus dilakukan pengembang dalam memproduksi rumah termasuk produk material bangunan. 

Kalangan perbankan pun hanya akan memberikan pinjaman terhadap pengembang yang komtimen menjaga kualitas rumah yang baik dan layak huni. 

Herry tak menampik kondisi aturan pembangunan rumah subsidi beberapa tahun ke belakang dinilai sembrono dan tidak sesuai aturan.

Namun, saat ini kondisi hunian yang tak sesuai kriteria layak huni tersebut semakin berkurang karena telah diawasi secara ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper