Bisnis.com, JAKARTA – Pasar aset kripto cenderung menghijau setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,5%.
Keputusan ini disashkan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu, 13 Desember 2023, atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasca keputusan tersebut, pasar kripto secara serentak terapresiasi. Bitcoin dan Ethereum mengalami kenaikan sekitar 1%, mendorong Bitcoin menembus level US$42.200 dan Ethereum di level US$2.230.
Selain pasar kripto, Indeks saham Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,55%, 0,61%, dan 0,6% beberapa menit setelah kebijakan diambil.
Fahmi Almuttaqin, Crypto Analyst Reku mengatakan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga sesuai dengan prediksi para ekonom dan pelaku pasar. Sebelumnya, CMEgroup FedWatch juga melaporkan probabilitas dari 98,69% suku bunga The Fed akan tetap dipertahankan.
“Langkah The Fed ini cukup memberikan dampak positif ke pasar kripto. Secara umum, kapitalisasi pasar kripto telah meningkat sebanyak 10% sejak keputusan The Fed mempertahankan suku bunga,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (14/12/2023).
Fahmi melanjutkan, potensi The Fed untuk masih mempertahankan suku bunga di awal tahun depan juga cukup terbuka.
Berkaca pada data-data perekonomian yang dirilis pada bulan Desember ini, perekonomian AS pada kuartal IV/2023 sepertinya akan melemah. Ini tergambar dari terlihat mulai melemahnya pasar tenaga kerja yang biasanya cukup resilien terlepas dari situasi bunga tinggi yang ada.
Meskipun inflasi November masih di angka 3,1% year on year dan inflasi inti masih di angka 4%, yang mana masih belum mencapai target di 2%, pelemahan ekonomi yang terjadi dapat menjadi faktor penghambat The Fed untuk menaikkan suku bunga. Sehingga, terdapat potensi The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC 30-31 Januari mendatang.
“Namun, kita masih perlu memantau perkembangan kondisi ekonomi lebih lanjut dalam satu setengah bulan ke depan,” imbuh Fahmi.
Selain potensi kembali dipertahankannya suku bunga tahun depan, optimisme investor terhadap potensi akan disetujuinya ETF Bitcoin Spot turut memberikan sentimen bullish terhadap pasar kripto.
Pasalnya, pada 5-10 Januari 2024 mendatang, SEC akan melangsungkan pertemuan untuk membahas persetujuan ETF Bitcoin Spot yang diajukan bersama oleh Ark Invest dan 21Shares, beberapa perusahaan investasi terkemuka di Amerika Serikat.
Ini akan menjadi batas final SEC untuk menyetujui atau menolak ETF Bitcoin Spot Ark Invest dan 21Shares tersebut, sehingga berbeda dibandingkan deadline-deadline sebelumnya.
Apabila kedua pengajuan ETF ini disetujui oleh SEC, maka Januari bisa berpotensi menjadi bulan yang akan sangat positif bagi pasar kripto. Terlebih, pada tanggal 14-17 Januari 2024 juga terdapat deadline ketiga untuk persetujuan ETF yang diajukan oleh Bitwise, VanEck, Wisdomtree, Invesco & Galaxy, Fidelity, BlackRock, dan Valkyrie.
Merespon kondisi tersebut, Fahmi menjelaskan belum telat untuk berinvestasi kripto karena peluang bullish masih sangat terbuka ke depannya. Disetujuinya ETF dapat semakin meningkatkan legitimasi aset kripto dan membuatnya lebih mudah diakses oleh investor institusi di Amerika Serikat.
Ini berpotensi mendorong pertumbuhan industri kripto lebih lanjut, terlebih, apabila nanti situasi suku bunga tinggi turut berangsur mereda seiring dengan menurunnya inflasi. Potensi aliran dana investasi yang massive akan bermuara di aset kripto dapat semakin meningkat.