Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik nyaris menyentuh level psikologis 7.200 pada perdagangan hari ini, Jumat (15/12/2023) ditopang oleh ramainya volume transaksi saham-saham big cap termasuk GOTO dan BBCA.
Berdasarkan data RTI Business, indeks komposit naik 0,21% atau 14,97 poin ke posisi 7.190. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 7.169 hingga 7.215 setelah dibuka di posisi 7.176.
Adapun sebanyak 25,34 miliar saham beredar dengan nilai transaksi jumbo sekitar Rp21,23 triliun. Transaksi terjadi sebanyak 1,01 juta kali. Pergerakan IHSG hari ini ditopang oleh 240 saham naik, 278 saham turun dan 241 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.568,84 triliun.
Mayoritas indeks sektoral bergerak hijau dengan sektor basic materials naik 0,67%, konsumer siklikal naik 0,33%, sektor energi melambung 1,59%, kesehatan naik tipis 0,01%, sektor industri naik 0,15% dan infrastruktur menguat 1,47%.
Sementara itu, sektor teknologi turun 2,66%, sektor transportasi turun 1,09%, properti turun 0,37%, konsumer non siklikal turun 0,75% dan finance tergerus 0,18%.
Saham-saham MPXL, PTRO, CUAN, TOBA dan CHEM masuk dalam jajaran top gainers. Sementara itu, saham MRAT, NTBK, MIDI dan PTPS berakhir di posisi top losers.
Baca Juga
Sepanjang perdagangan saham yang paling aktif diperdagangkan adalah emiten milik Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang justru melemah 0,31% ke posisi Rp1.610 per saham.
Saham lain yang banyak diperdagangkan adalah BBCA, WIKA, GOTO, BBYB dan GZCO.
Sebelumnya, Phintraco Sekuritas mengatakan IHSG diperkirakan menguji resistance berikutnya di 7.200 di hari ini setelah mencatatkan resistance breakout di 7.150 pada perdagangan kemarin.
Secara teknikal, terdapat volume yang stabil serta adanya potensi golden cross pada Stochastic RSI.
Sentimen positif berasal dari keputusan the Fed, ECB dan BoE untuk menahan suku bunga acuan. Pasar juga tengah euforia dari petunjuk pemangkasan suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada 2024 oleh the Fed.
Dari dalam negeri, pasar merespons data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus US$2,41 miliar pada November 2023. Surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut merupakan capaian selama 43 bulan secara berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan nilai surplus neraca dagang Indonesia November 2023 turun US$1,07 miliar dibandingkan capaian bulan sebelumnya, yaitu sebesar US$3,48 miliar.
“Surplus November 2023 ini menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu [yoy],” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (15/12/2023).