Bisnis.com, JAKARTA - Lompatan terjadi di deretan saham milik Prajogo Pangestu, membuatnya duduk sebagai orang terkaya ke-2 di Indonesia versi Bloomberg.
Posisinya berada di bawah bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yakni Low Tuck Kwong yang memiliki kekayaan sebesar US$27,3 miliar.
Kekayaan Prajogo Pangestu meningkat selama sebulan terakhir menuju US$24,4 miliar atau setara Rp377,83 triliun. Bahkan angka tersebut membalap Bos Djarum, dan menduduki peringkat kedua orang terkaya di Indonesia.
Lesatan kekayaan Prajogo Pangestu tersebut tentunya tidak terlepas dari gerak saham-saham emiten yang dikantonginya.
Tidak hanya emiten Prajogo Pangestu, terdapat pula informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Minggu (3/12/2023). Berikut adalah di antaranya:
1. Saham Emiten Tercuan di Balik Lesatan Kekayaan Prajogo Pangestu
Emiten yang dimaksud antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), hingga PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dan konglomerasi yang dinahkodai Prajogo Pangestu lewat PT Barito Pacific Tbk. (BRPT).
Berdasarkan data RTI Business, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melesat 64,25% sebulan dan ditutup di level Rp6.800 pada perdagangan Jumat, (1/12/2023). Adapun saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mengalami koreksi sebesar 2,40% selama sebulan terakhir menuju posisi Rp1.015 per lembar. Kendati demikian, saham BRPT masih mengalami penguatan sebesar 34,44% sepanjang tahun berjalan.
Dalam hampir dua pekan terakhir misalnya saja, unit geothermal milik taipan Prajogo Pangestu ini menyandang predikat perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia, hanya kalah dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
2. Ketika Nataru Tak Cukup Memacu Deru Manufaktur
Mendekati akhir tahun, manufaktur menunjukkan performa yang semakin menderu. Namun, momentum natal dan tahun baru (nataru) juga pemilu dinilai tak berefek kuat.
Performa manufaktur yang menderu ditunjukkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) November 2023 yang menyentuh 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023 di level 50,70.
Sementara itu, PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik tipis menjadi 51,7 pada November 2023 dari level terendah dalam 8 bulan di bulan Oktober.
3. 'Keroyokan' Emiten Tambang Pacu Bisnis Nikel Lewat Akuisisi
Sejumlah emiten tambang mulai ramai-ramai memacu bisnis nikel lewat serangkaian aksi akuisisi seiring dengan moncernya prospek komoditas logam tersebut.
Emiten yang dimaksud adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) hingga PT United Tractors Tbk. (UNTR). Teranyar, emiten tambang Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) mengumumkan jika perseroan telah mengakuisisi 99% saham PT Gane Tambang Sentosa yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan.
Adapun aksi tersebut memiliki nilai transaksi sebesar Rp7,9 miliar. Selanjutnya, aksi ambil alih tersebut akan membuat cadangan nikel perseroan bertambah menjadi 302 juta wmt. “[tambahan ini] akan menjadikan Harita Nickel sebagai perusahaan tambang nikel terbesar ke-5 di Indonesia berdasarkan sumber daya,” kata manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (1/12/2023).
4. Pancakarya Pacu Penjualan Apartemen Skandinavia Insentif PPN DTP
PT Pancakarya Griyatama, pengembang apartemen Skandinavia akan gencar menjual sebanyak 285 unit pada tahun depan seiring diberikannya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
Pemerintah resmi menetapkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun dengan harga jual paling banyak Rp5 miliar.
Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120 Tahun 2023 atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023 yang mulai berlaku tanggal 21 November 2023.
5. Honda Pacu Elektrifikasi Sepeda Motor, Pangkas Biaya Produksi
Honda memastikan percepatan elektrifikasi sepeda motornya, dan memangkas biaya produksi hingga 50%. Pada tahun ini, Honda memulai penjualan EM1 e: di sejumlah pasar, termasuk Indonesia.
Hal tersebut merupakan dua dari enam inisiatif bisnis Honda yang disampaikan dalam konferensi pers mengenai inisiatif bisnis sepeda motor listrik Honda, Rabu (29/11/2023).
Hadir dalam kesempatan tersebut Katsushi Inoue, Senior Managing Executive Officer dan Chief Officer untuk Operasi Pengembangan Bisnis Elektrifikasi, Honda Motor Co., Ltd., dan Katsushi Inoue didampingi Daiki Mihara, Kepala Unit Pengembangan Usaha Elektrifikasi Sepeda Motor Honda.