Bisnis.com, JAKARTA – PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) menargetkan pembangunan sejumlah proyek biomassa untuk siap beroperasi pada kuartal I/2024. Proyek ini akan berkontribusi terhadap pendapatan perseroan
Direktur Utama Maharaksa Biru Energi Bobby Gafur Umar mengatakan dua pabrik berbasis biomassa dan pembangkit listrik tenaga biomassa milik OASA hampir selesai dibangun dan akan segera diresmikan. Dua pabrik itu berlokasi di Pulau Bangka, Sumatera Selatan dan di Air Duren, Kabupaten Bangka.
“Seluruh proyek energi terbarukan tersebut diharapkan dapat semakin menebalkan kocek perseroan, sekaligus membantu pemerintah dalam memacu pengembangan energi bersih, khususnya yang berbasis biomassa,” kata Bobby dikutip dari keterangan resmi, Kamis (30/11/2023).
PLTBm di Pulau Bangka yang berkapasitas 10 megawatt akan beroperasi pada akhir Januari 2024. Sementara yang berada di Kabupaten Bangka akan mulai beroperasi di pertengahan 2024. Menurut Bobby, pengembangan energi bersih di pulau Bangka digarap selaras dengan pabrik biomassa berbasis limbah perkebunan, kehutanan dan pertanian.
Sementara itu, untuk kawasan Blora dan Banten, Bobby akan segera diwujudkan adalah pembangunan pabrik biomassa berbasis limbah pertanian di daerah Blora (Jawa Tengah) dan Banten. Keduanya berkapasitas 5.000 ton per tahun untuk tahap pertama.
“Daerah Blora memiliki potensi limbah kehutanan dan limbah pertanian untuk produksi bio-energi,” kata Bobby.
Baca Juga
Menurut dia, pabrik di Blora diharapkan akan menghasilkan biomassa yang nantinya akan dipasok sebagai bahan co-firing untuk PLTU Rembang, pertengahan 2024. Pabrik ini dibangun dengan investasi Rp50 miliar. Selain itu, dengan potensi limbah kehutanan dan limbah pertanian yang berlimpah, pabrik bio-energi di daerah ini akan menghasilkan bio-LNG (bio liquid natural gas) yang rencananya akan diekspor ke Jepang.
Di daerah Banten, OASA juga telah menjalin kerja sama dengan sebuah usaha swasta di Kabupaten Lebak untuk membangun pabrik biomassa.
“Pabriknya akan segera kita bangun dengan investasi Rp50 miliar, dan produk biomassanya akan dipasok sebagai bahan co-firing PLTU Labuan di Banten,” katanya.