Bisnis.com, JAKARTA - Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) melakukan sederet transformasi seiring dengan komitmen Pemerintah mencapai Net Zero Emission pada 2060.
Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf mengatakan kala kerusakan lingkungan akibat emisi telah menjadi perhatian internasional, maka kondisi ini menuntut MIND ID mengubah kegiatan operasional.
“MIND ID telah berinisiatif melakukan berbagai hal untuk menekan emisi yang dihasilkan dari kegiatan operasional kami, upaya tersebut didukung dengan beragam inovasi,” kata Heri dalam keterangan tertulis, Rabu (29/11/2023)
Heri menuturkan, salah satu grup MIND ID, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sendiri telah menggunakan electric mining equipment, yaitu program elektrifikasi pemanfaatan peralatan penambangan berbasis listrik dari yang sebelumnya berbasis bahan bakar minyak (BBM) demi menurunkan emisi.
“Bukit Asam telah mengoperasikan 7 unit shovel listrik, 40 unit Hybrid Dump Truck, serta beberapa electric engine pump. Inovasi lainnya yaitu dengan menambahkan Power Factor Regular (PFR) dalam pemanfaatan kapasitor bank,” ujarnya.
Tercatat, dari upaya tersebut, perusahaan mampu menurunkan emisi hingga 46.146 tCO2e di tahun 2022.
Baca Juga
Lebih lanjut, Hauling Road Optimization merupakan salah satu inovasi yang terkait perencanaan operasional tambang, di mana upaya ini berlandaskan Good Mining Practice.
Misal dengan optimalisasi pengaturan jarak angkut batu bara dan tanah, uji petik alat berat yang dilakukan secara periodik ataupun setiap pindah lokasi penambangan.
“Dari upaya yang telah dilakukan selama tahun 2022, Bukit Asam berhasil menurunkan emisi hingga 10.625 tCO2e,” kata Heri.
Dirinya melanjutkan, inovasi Bukit Asam lain dalam mengurangi emisi lanjutan adalah dengan mengoptimalkan alat Bucket Wheel Excavatir (BEW), CHF Modification, yaitu digitalisasi sistem pemantauan dan pengendalian Coal Handling Facility (CHF) hingga e-Mining Reporting System.
Di sisi lain, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam juga turut memenuhi target pengurangan emisi GRK, salah satunya melalui pemaksimalan energi baru terbarukan di wilayah operasi Perusahaan.
“Antam melakukan inisiatif dan inovasi melalui instalasi sistem pengendalian emisi di Pabrik Feronikel Pomalaa serta menerapkan berbagai upaya dekarbonisasi di masing-masing unit bisnis,” jelas Heri.
Dalam mengoptimalkan penggunaan EBT, Antam pun telah menjalin kerjasama dengan PLN terkait pengadaan suplai listrik sebesar 150 MVA.Upaya ini diharapkan akan mampu mengurangi emisi gas karbon hingga lebih dari 50%.
Selain itu, guna menurunkan emisi GRK, ANTM juga menggunakan bahan bakar B30 untuk kendaraan operasional tambang dan berupaya mengganti bahan bakar dalam kegiatan pengolahan bijih nikel dari Marine Fuel Oil menjadi Dual Fuel supaya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) pada proses produksi feronikel.
“Melalui pemanfaatan energi hijau dan upaya-upaya penurunan emisi GRK yang dilakukan, diharapkan akan mampu membantu ANTAM dalam upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik demi keberlanjutan Perusahaan,” tuturnya.