Bisnis.com, JAKARTA — PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mematok target rendah untuk kinerja keuangan di sisa tahun 2023 ini seiring dengan naiknya harga beras yang memicu peningkatan inflasi, dan menurunnya daya beli masyarakat.
Sido Muncul memproyeksikan kinerja keuangan mengalami penurunan 10% secara year-on-year (yoy) baik dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Direktur Keuangan SIDO Leonard mengatakan, alasan perseroan mematok target kinerja turun 10% karena melihat kondisi daya beli masyarakat yang mengalami pelemahan secara menyeluruh yang berdampak terhadap penjualan produk-produk Sido Muncul.
Selain itu, menurutnya lemahnya daya beli masyarakat pada kuartal III/2023 akibat kenaikan harga beras hingga 20%, yang kemudian menyebabkan peningkatan inflasi pangan pada periode tersebut.
"Target keuangan tahun ini kami targetkan untuk tahun 2023 memang melihat pelemahan daya beli di masyarakat secara menyeluruh. Penjualan kami targetkan masih turun 10% dan laba bersih juga turun 10%," ujar Leonard dalam paparan publik Rabu, (29/11/2023).
Target rendah Sido Muncul juga diamini Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto. Dalam risetnya, Natalia memangkas proyeksi pertumbuhan laba SIDO sebesar 13,5%. Volume penjualan diperkirakan akan terkoreksi 22,8% dari proyeksi sebelumnya -12,5%.
Baca Juga
Asumsi itu berarti pendapatan akan menjadi 8,2% lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Asumsi opex juga naik menjadi 8,5% dari pendapatan, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 7,5%.
Dengan demikian, laba bersih diperkirakan 13,5% lebih rendah menjadi Rp887 miliar untuk sepanjang 2023 ini. Setelahnya di 2024 SIDO baru bisa bernapas lebih lega.
"Sementara harga gula yang lebih tinggi dan ketidakpastian geopolitik masih menjadi ancaman bagi margin, kami berekspektasi SIDO dapat menjaga gross margin di posisi 53,85 pada 2024 karena 80% bahan bakunya didapat dari pasar lokal," ujar Natalia.
Menilik laporan keuangan per 30 September 2023, SIDO meraih penjualan senilai Rp2,36 triliun pada kuartal III/2023. Capaian ini turun 9,66% secara tahunan atau yoy.
Turunnya penjualan SIDO dikontribusikan oleh segmen jamu herbal dan suplemen yang merosot 12,13% YoY menjadi Rp1,45 triliun, sementara segmen makanan dan minuman turun 2,64% YoY ke Rp820,39 miliar, dan farmasi anjlok 25,55% menuju Rp85,41 miliar.
Alhasil, setelah diakumulasikan dengan berbagai beban dan pendapatan lain, SIDO mencatatkan laba bersih kuartal III/2023 sebesar Rp586,57 miliar atau ambles 18,58% yoy.
Berkaca dari kinerja sepanjang 2022, SIDO membukukan penjualan sebesar Rp3,86 triliun, dan laba bersih Rp1,1 triliun. Artinya, jika kinerja SIDO ditargetkan turun 10% yoy tahun ini, maka estimasi penjualan SIDO sebesar Rp3,47 triliun, dan laba bersihnya mencapai Rp994,24 miliar pada akhir 2023.
Kendati demikian, manajemen SIDO telah melakukan berbagai strategi untuk mendongkrak kinerja pada sisa tahun 2023 ini, salah satunya yaitu menggenjot iklan dan promosi agar penjualan ke level konsumen akhir dapat meningkat.
"Kami juga meningkatkan kuantitas dan kualitas distribusi dari retailer kami supaya dapat membantu untuk menjual lebih banyak dengan program-program iklan dan promosi," tambah Leonard.
Tak hanya itu, perseroan juga berupaya untuk meningkatkan brand awareness di masyarakat, terutama untuk produk-produk baru. SIDO juga memperkuat penjualan ekspor, distribusi, dan ekspansi di negara lingkup Asia Tenggara seperti Filipina dan Malaysia.
Sementara itu, dilantai Bursa, saham SIDO terus mengalami tren penurunan atau downtrend sepanjang tahun berjalan 2023.
Mengacu data RTI Business pada perdagangan Rabu, (29/11/2023), saham SIDO stagnan di level Rp498 per saham. Sedangkan sepanjang 2023, saham SIDO terkoreksi 33,15% secara year-to-date (ytd).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, penurunan laba SIDO salah satunya disebabkan perseroan masih dibayangi oleh nilai tukar yang melemah yang meningkatkan beban keuangan.
"Kami cenderung netral pada saham SIDO, atau bisa juga manfaatkan momentum teknikal untuk trading jangka pendek," ujar Abdul kepada Bisnis, Rabu, (29/11/2023).
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan saham SIDO masih cenderung sideways dengan dominasi volume penjualan. Dia menyarankan investor untuk mencermati dari Stochastic yang bergerak terkoreksi di area netral, meskipun MACD masih mengarah ke area positif.
"Saya merekomendasikan investor untuk wait and see saham SIDO. Level support di Rp492 per saham, dan level resisten di Rp505 per saham," pungkas Herditya kepada Bisnis.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.