Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) menargetkan pendapatan dan laba bersih pada tahun 2024 dapat meningkat. BIPI memproyeksikan laba bersih pada tahun depan dapat melesat hingga 50%.
Direktur BIPI Michael Wong mengatakan dari segi pendapatan, BIPI memperkirakan akan terdapat kenaikan dari harga batu bara. Secara pendapatan, BIPI menargetkan pendapatannya meningkat 10% dibandingkan tahun ini.
"Secara laba bersih, karena by next year kami sudah bisa full konsolidasi Nusantara Mining Limited, laba kami perkirakan bisa meningkat 40-50% dibandingkan tahun ini," ujar Michael dalam paparan publik BIPI, dikutip Kamis (16/11/2023).
Lebih lanjut, Michael menjelaskan ekspansi BIPI pada tahun depan salah satunya akan berfokus pada pengoperasian tambang-tambang milik BIPI. Michael menuturkan, saat ini BIPI baru mengoprasikan satu tambang, yaitu tambang Jembayan.
"Target kami tambang Penajam akan produksi di kuartal IV/2024," ujar Michael.
Sementara itu, tambang lain seperti tambang Sebuku menurutnya sudah beroperasi. Akan tetapi, pada 2021 operasional tambang tersebut dihentikan oleh pemilik sebelumnya karena adanya masalah perizinan.
Baca Juga
BIPI berencana akan membuka dan mengoperasikan tambang tersebut, dengan target produksi mulai tahun 2025.
Sebagai informasi, hingga kuartal III/2023 BIPI mencetak pendapatan sebesar US$493,1 juta, yang sebagian besar dikontribusikan dari Nusantara Mining Limited. Menurut Michael, kontribusi dari NML mencapai 89% ke pendapatan BIPI.
Peningkatan pendapatan BIPI melonjak hingga 1.310,20% di kuartal III/2023 ini, dari US$34,9 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Begitu pula dengan laba bersih dari BIPI yang meningkat 236,25% dari US$10,32 juta di kuartal III/2022, menjadi US$34,7 juta di akhir September 2023.