Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas masih mengalami penurunan setelah Ketua Bank Sentral AS yakni Federal Reserve (The Fed) memberikan pidatonya. Harga minyak juga melemah bawah US$80 per barel di tengah lemahnya ekonomi dan pasokan yang melimpah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot telah melemah 0,01% atau 0,18 poin ke US$1,950.02 per troy ounce pada pukul 7.10 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2023 juga melemah 0,08% atau 1,60 poin ke US$1,956.20 per troy ounce pada pukul 7.00 WIB.
Mengutip Reuters, Kamis (9/11/2023) harga emas turun untuk sesi ketiga berturut-turut karena imbal hasil Treasury jangka pendek meningkat dan obligasi jangka panjang menurun.
Kemudian, ahli strategi komoditas di TD Securities Daniel Ghali menuturkan bahwa para trader akan mulai melihat data ekonomi dan tindakan potensial dari bank sentral AS. Harga emas akan bereaksi berdasarkan apa pun yang ditunjukkan oleh data tersebut.
"Sulit untuk melihat katalis untuk kenaikan lebih lanjut pada emas tanpa adanya penurunan yang mencolok pada data,” jelas Ghali.
Sejumlah pejabat The Fed pada Selasa (7/11/2023) mempertahankan nada yang seimbang mengenai keputusan The Fed selanjutnya. Namun, mereka juga akan berfokus lebih banyak data ekonomi dan dampak dari imbal hasil obligasi jangka panjang yang lebih tinggi.
Baca Juga
Emas diketahui sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena akan meningkatkan biaya kesempatan dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
"Premi risiko emas yang diperoleh dari perang Israel-Hamas sedang terkikis. Jika melihat eskalasi dalam konflik, maka emas bisa mendapatkan momentum di belakangnya," jelas kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible.
Di lain sisi, Wakil Ketua The Fed Philip Jefferson pada Rabu (8/11/2023) mengutip ucapan ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya pada 2018, menuturkan bahwa dalam beberapa situasi yang tak pasti, seperti krisis keuangan atau harapan inflasi berisiko tak terkendali, tindakan yang terlalu minim ‘harga yang harus dibayar’ lebih besar dibandingkan tindakan yang terlalu banyak.
"Jika ekspektasi [inflasi] mulai melenceng, kenyataan atau ekspektasi respons kebijakan moneter yang lemah akan memperburuk masalah," ungkapnya.
Kemudian, di hari yang sama, Gubernur The Fed Lisa Cook juga mengungkapkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik di seluruh dunia dapat memperburuk pertumbuhan yang sudah lemah di Eropa dan China, yang berdampak berubahnya jalur perekonomian AS.
Presiden The Fed New York John Williams menuturkan bahwa analisis penelitian The Fed tiga dekade yang lalu lebih bersifat taktis dan sangat berfokus pada pengambilan keputusan pada saat ini.
Menurutnya, The Fed juga telah mengalami perubahan besar dalam transparansi maupun cara berpikir dalam membuat kebijakan sebagai strategi yang berlangsung lebih lama. Dalam sambutannya, dia tidak membahas kebijakan moneter dan prospek ekonomi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (9/11/2023) Ketua The Fed Jerome Powell menuturkan bahwa bank sentral harus bersedia berpikir lebih jauh dari simulasi matematis rumit yang biasanya digunakan untuk meramalkan perekonomian.
“Ketelitian intelektual harus dipadukan dengan fleksibilitas dan ketangkasan,” kata Powell dalam pidato pembukaan pada konferensi perayaan 100 tahun Divisi Riset dan Statistik dewan The Fed,” jelasnya.
Adapun, Powell tidak mengomentari prospek kebijakan moneter ataupun perekonomian dalam sambutannya.