Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Nyatakan Force Majeure atas Kontrak LNG ke Gunvor Singapura

PGN (PGAS) telah menyampaikan pemberitahuan force majeure kepada Gunvor terkat pelaksanaan kontrak LNG pada 3 November 2023.
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA – BUMN PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN mengalami kondisi force majeure dalam pelaksanaan master LNG sale and purchase agreement dan confirmation notice (CN) antara perseroan selaku penjual dengan Gunvor Singapore Pte Ltd selaku pembeli.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan pada 3 November 2023, PGN telah menyampaikan pemberitahuan force majeure kepada Gunvor terkat pelaksanaan confirmation notice.

PGN memperkirakan kondisi force majeur tersebut tidak kurang dari beberapa bulan pada 2024,” kata Rachmat dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (9/11/2023).

Pada saat pelaporan ini, belum terdapat dampak atas kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan PGN.

Seperti diketahui, PGN membukukan pendapatan sebesar US$2,69 miliar atau setara Rp42,89 triliun pada 9 bulan 2023. Pendapatan ini naik tipis 1,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,64 triliun.

Pendapatan ini didorong oleh pendapatan dari pihak berelasi yang mencapai US$1,07 miliar, dan dari pihak ketiga sebesar US$1,61 miliar. Pendapatan dari pihak berelasi dan ketiga ini meningkat masing-masing 4,18% dan 0,38% secara tahunan atau year on year (yoy).

Manajemen PGN menjelaskan pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian adalah pendapatan dari PLN dan entitas anaknya masing-masing sebesar US$530 juta atau 19,7% dan US$504 juta atau 19,08% dari jumlah pendapatan konsolidasian secara tahunan.

Beban pokok pendapatan PGN tercatat naik 6,54% menjadi US$2,16 miliar, dari US$2,03 miliar secara tahunan. Hal ini membuat laba bruto PGAS tergerus 13,83% dari US$607 juta, atau US$523,04 juta secara tahunan.

Dengan hasil tersebut, laba bersih PGN tercatat anjlok 36,08% menjadi US$198,4 juta atau setara Rp3,16 triliun. Laba bersih ini turun dari US$310,5 juta secara tahunan. Laba per saham PGAS juga ikut turun menjadi US$0,0082 dari US$0,0128.

Hingga 9 bulan 2023, total aset PGN tercatat sebesar US$6,68 miliar, turun dari US$7,19 miliar dari akhir 2022.

Total liabilitas PGN tercatat turun menjadi US$3,2 miliar di kuartal III/2023, dari US$3,75 miliar di akhir 2022. Total liabilitas jangka pendek PGN naik menjadi US$1,6 miliar yang diakibatkan utang obligasi senilai US$552,3 juta, sementara liabilitas jangka panjang PGN turun menjadi US$1,64 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper