Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik pada sesi I seiring dengan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2023 atau produk domestik bruto (PDB).
IHSG naik 0,73% atau 49,81 poin ke level 6.838 pada sesi I pukul 12.00WIB. Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.816-6.861.
Terpantu 310 saham naik, 213 saham turun, dan 217 saham stagnan. Di deretan saham terlaris pagi ini, BBRI naik 0,98%, GOTO 5,71%, BBCA 0,84%, AMMN 2,24%, dan BBNI 1,64%.
Adapun di deretan saham top gainers TGUK naik 23,58%, CUAN 10,28%, PMMP 9,09%, ARTO 7,50%, dan FILM 6,73%.
Penguatan IHSG siang ini ditopang oleh sentimen pertumbuhan ekonomi atau PDB yang mencapai 4,94% secara tahunan pada kuartal III/2023. Meskipun begitu, capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II/2023, yaitu 5,17%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.296 triliun. Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.
Baca Juga
"Jika dibandingkan kuartal III/2022 atau yoy, maka ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh 4,94%," ujarnya, Senin (6/11/2023).
Pada kuartal III/2023, dia mengatakan perekonomian Indonesia secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) tercatat tumbuh 1,69% persen. Secara tahunan (yoy), Indonesia tidak mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yang telah terjadi selama 8 kuartal berturut-turut.
Di sisi lain, kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga juga masih menjadi katalis positif bagi indeks komposit.
Investment Specialist Sinarmas AM, Mohit Lalchandani menambahkan, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga di tanggapi positif pelaku pasar, tecermin dari penguatan IHSG dan imbal hasil SUN hari ini. Alhasil, menurutnya aliran dana investor asing berpotensi meningkat ke pasar modal RI.
"Ke depannya, kami memproyeksi bahwa aliran dana asing akan meningkat dikarenakan kekhawatiran terhadap sikap the Fed sudah menurun," ujar Mohit.
Lebih lanjut, Mohit mengatakan terkait proyeksi The Fed akan menaikan suku bunga satu kali lagi di akhir tahun sudah sesuai dengan proyeksi pasar saat ini. Mengacu notulen dari Ketua Fed Jerome Powell bahwa kenaikan di akhir tahun nanti untuk mengevaluasi kembali data ekonomi terutama untuk target inflasi 2%.
Menurutnya, pasar saham dan obligasi mendapatkan dampak positif terhadap sikap dovish dari The Fed. Dia bilang, pasar saham secara valuasi saat ini cukup menarik minat investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham indonesia.
"Sedangkan untuk pasar obligasi diperkirakan akan lebih stabil hingga akhir tahun, di mana hal sebut didukung oleh pernyataan The Fed pada hasil rapat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis dini hari WIB," kata dia.