Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Kinerja Pasar Modal Indonesia Turun, Ikuti Pasar Saham Global

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat iinerja pasar saham Indonesia secara MTD tercatat turun seiring dengan pelemahan pasar saham global.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja pasar saham Indonesia secara month to date (MTD) tercatat turun seiring dengan pelemahan pasar saham global. Meski IHSG tercatat turun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sektor infrastruktur dan kesehatan mampu bergerak menguat dibandingkan semua sektor yang ada. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan per 27 Oktober 2023 IHSG melemah sebesar 2,61 persen month-to-date ke level 6.758 dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6.939 dengan Non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp6,37 triliun month-to-date sementara di Agustus outflow sebesar Rp4,06 triliun month-to-date.

"Beberapa sektor di IHSG pada Oktober 2023 masih menguat di antaranya sektor infrastruktur dan juga sektor kesehatan,” katanya dalam Konferensi pers RDK OJK Oktober 2023, Senin (30/10/2023). 

Secara year-to-date, IHSG tercatat melemah tipis sebesar 1,34% dengan non-resident membukukan net sales sebesar Rp11,61 triliun dibanding September 2023 net sales sebesar Rp5,24 triliun year-to-date.

Di sisi likuiditas transaksi, Inarno menjelaskan rata-rata nilai transaksi (RNTH) pasar saham di Oktober 2023 turun menjadi Rp10,32 triliun rupiah month-to-date dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp10,47 triliun. Sementara itu secara year to date RNTH tergerus dan tercatat sebesar Rp10,47 triliun Rp11,49 triliun. 

Sejalan dengan pergerakan global, pasar Surat Berharga Negara (SBN) per 26 Oktober 2023 membukukan outflow investor asing sebesar Rp13,63 triliun month-to-date sementara dibandingkan dengan September 2023 outflow sebesar Rp23,3 triliun rupiah month-to-date sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata 40,86 bps month-to-date di seluruh tenor. 

Secara year-to-date, yield SBN naik rata-rata sebesar 25,48 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp14,19 triliun rupiah year-to-date.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi (ICBI) pada 27 Oktober 2023 melemah 1,38% month-to-date namun secara year-to-date masih menguat 4,45% ke level 360,12 dibandingkan September 2023 melemah 1,18% month-to-date. 

Sementara itu, untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp842,8 miliar rupiah month-to-date dan secara year-to-date masih tercatat outflow sebesar Rp1,67 triliun rupiah.

Di sisi lain, pada industri pengelolaan investasi, nilai aset under management atau AUM pengelolaan investasi per 25 Oktober 2023 tercatat sebesar Rp824,24 triliun atau turun sebesar 0,40% year-to-date Dengan nilai aktifa bersih atau NAB reksa dana tercatat sebesar Rp499,5 triliun rupiah atau turun sebesar 1,33% month-to-date

“Namun investor reksa dana masih membukakan net subscription sebesar Rp5,18 triliun month-to-date dan secara year-to-date, NAB meningkat 1,05%,” imbuh Inarno. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper