Bisnis.com, JAKARTA – Emiten terafiliasi Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) masih mencatatkan rugi bersih sampai dengan kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Selasa (24/10/2023) MARI membukukan rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp30,51 miliar sepanjang Januari-September 2023. Jumlah ini menciut 15,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sejatinya perseroan masih mencatatkan kinerja positif dari sisi pendapatan. Selama Januari-September 2023, pendapatan MARI tumbuh 25,59% year-on-year (YoY) menjadi Rp61,6 miliar.
Kenaikan tersebut didorong oleh pendapatan dari program iklan radio yang meningkat 7,46% YoY menjadi Rp55 miliar, segmen spot meraup Rp29,56 miliar atau tumbuh 42,57%, sementara iklan radio adlibs bertumbuh 19,11% YoY menjadi Rp14,64 miliar.
Namun, setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban, MARI membukukan rugi sebelum pajak Rp74,28 miliar. Salah satu penyebab rugi ini diakibatkan oleh meningkatnya beban umum dan administrasi sebesar 23,73% YoY menjadi Rp112,06 miliar.
Hingga kuartal III/2023, MARI membukukan total aset sebesar Rp504,14 miliar atau turun 14,90% year-to-date (YtD), sementara liabilitas turun 2,47% YtD menjadi Rp413,54 miliar, dan ekuitas mencapai Rp90,59 miliar alias anjlok 46,21% YtD.
Baca Juga
Sementara itu, arus kas setara kas pada akhir periode September 2023 mencapai Rp75,55 miliar, atau terkoreksi sebesar 67,40 YoY dari posisi sebelumnya Rp231,76 miliar.
Di lantai bursa, saham MARI terpantau anjlok 34,37% ke level Rp84 menyentuh auto rejection bawah (ARB) pada penutupan perdagangan Senin (23/10).
Padahal, pada pekan lalu tanggal 18-19 Oktober 2023, saham MARI dan PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) ramai diborong oleh investor hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) saat nama Erick Thohir digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengatakan saham MARI dan ABBA berpotensi melemah karena penguatan yang terjadi sebelumnya adalah hasil spekulasi kabar Erick Thohir membuat SKCK untuk persyaratan cawapres.
“Sehingga karena sekarang sudah jelas bukan Erick Thohir yang jadi cawapres [Prabowo], maka saham-saham tersebut bisa dilepas kembali oleh pelaku pasar. Ini karena sentimen sudah terbantahkan,” ujar William kepada Bisnis.
_________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.