Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Alami Turbulensi, Saham BBCA dan AMMN Jadi Jangkar Penurunan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami turbulensi pada perdagangan hari ini, Jumat (20/10/2023). Saham BBCA dan AMMN menjadi jangkar penurunan .
Pandu Gumilar, Rizqi Rajendra
Pandu Gumilar & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Jumat, 20 Oktober 2023 | 09:35
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami turbulensi pada perdagangan hari ini, Jumat (20/10/2023), setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan ke posisi 6%. Terpantau saham BBCA dan AMMN masih mengalami penguatan.

IHSG terkoreksi 24 poin atau 0,36% ke level 6.818 akibat ditekan oleh 305 saham yang mengalami penurunan. Diantaranya adalah emiten dengan kapitalisasi jumbo seperti BBRI yang turun 0,2% ke Rp4.980, GOTO 4,69%, dan BBNI 0,2%.

Di luar itu, ada juga saham berkapitalisasi jumbo yang menahan penurunan IHSG dengan tetap mampu alami penguatan seperti BBCA sebesar 1,71% dan AMMN yang naik 1,1%. Sejauh ini hanya ada 154 saham yang menguat dan 185 saham yang stagnan.

Investor tercatat melakukan 284.625 kali transaksi dengan jumlah saham yang beredar 5,8 triliun. Adapun nilai tersebut diperkirakan mencapai Rp1,9 triliun.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, kenaikan suku bunga sebagai bentuk antisipasi terhadap peningkatan risiko ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang diperparah dengan meningkatnya ketegangan geopolitik. IHSG diperkirakan konsolidatif di area pivot 6.830-6.850 hari ini.  

"Level resisten IHSG berada di 6.930, sedangkan level pivot di 6.875 dan level support 6.830," ujar Valdy dalam risetnya, Jumat, (20/10/2023).

Valdy mengatakan, kenaikan suku bunga ini dinilai sebagai salah satu upaya BI untuk mengembalikan stabilitas nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah melemah 0,54% ke level Rp15.810 per dolar AS pada Kamis (19/10) sore.

Dari sentimen global, pelemahan Wall Street berlanjut kemarin. Pelemahan ini dipicu oleh pidato Kepala The Fed, Jerome Powell bahwa inflasi di AS dinilai masih terlalu tinggi. Pernyataan ini memperkuat pernyataan sebelumnya, yaitu The Fed kemungkinan perlu menahan suku bunga acuan di level tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Dengan demikian, perlambatan pertumbuhan ekonomi di semester II/2023 dan 2024 kemungkinan besar terjadi. Dari data ekonomi, US Initial Jobless Claims turun ke 198.000 pada pekan lalu dari 211.000 di pekan sebelumnya. Data ini cenderung mendukung pernyataan Powell tersebut.

Di lain sisi, mayoritas indeks di Eropa melemah di hari ketiga perdagangan pada Kamis (19/10). Pelemahan ini merupakan respons terhadap kenaikan US 10-year Treasury Yield ke atas 4,9%  atau level tertinggi sejak 2007 pada Rabu (18/10). 

Selain itu, indeks-indeks di Eropa juga dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan hingga kuartal III/2023. Salah satunya Renault yang mengalami penurunan harga saham hingga 7% setelah melaporkan pendapatan yang di bawah ekspektasi hingga akhir September 2023.

Dari sisi komoditas, harga minyak masih melanjutkan penguatannya. Harga brent oil kembali menguat 1% ke US$92,38 per barel dan harga crude oil menguat 1,2% ke US$89,37 per barel pada perdagangan kemarin.

Alhasil, dengan sederet sentimen tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk memperhatikan saham TLKM, MAPI, INDF, WIIM dan AMRT. Sementara untuk saham-saham perbankan, Valdy bilang sebaiknya menunggu fase konsolidasi sebelum masuk.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper